To Travel Flores Island in 7 days - Day 4, Bajawa-Ende-Moni Village

Previously on: http://insangku.blogspot.com/2015/08/to-travel-flores-island-in-7-days-day-2_5.html


5.30

Setelah solat subuh, saya pun keluar kamar dan membuka kunci pintu utama hotel. Ya, bapak-ibu pemilik hotel ini belum bangun. Saya berjalan menuju jalan utama kota ini. Di sudut itu terdapat masjid dan gereja yang berdiri berdampingan. Ah, akhirnya teringat janji ke bapak pengurus masjid semalam. Bahwa saya akan solat subuh di masjid. Duh, maaf pak. Saya bangun telat..




Berjalan mencari matahari terbit ke sudut jalan lain, akhirnya saya bertemu kembali dengan bapak tua yang tadi menyapa saya ketika saya baru keluar dari hotel.



"Kopi?", ujar bapak itu.



"Boleh pak, dimana?"



"Itu, di jalan sebelah sana. Ayo!!", ajaknya.



Saya pun mengikuti beliau.
Akhirnya kami berhenti sebuah gerobak yang berjualan cakue dengan dilengkapi meja kecil untuk meletakkan kopi yang kita pesan.
Kami pun bertukar cerita tentang kota ini. Bapak bercerita tentang transportasi dari kota Ende menuju kota Bajawa. Saya pun menyampaikan bahwa sebelumnya saya ingin naik ke puncak bukit Walonggong untuk melihat kota Bajawa ketika matahari terbit. Tetapi apa daya, saya bangun kesiangan.


Bajawa, 05.50 am

Salah satu sudut kota

Salah satu sudut kota Bajawa pagi hari.





8.15am
Saya pamit kepada pemilik hotel untuk bersiap melanjutkan perjalanan. Hari ini saya langsung menuju Desa Bena sebagai tujuan pertama.
Jarak desa ini hanya 30 menit dari kota Bajawa. Terletak di kaki gunung Inerie. Desa ini merupakan salah satu desa yang sering dibahas di setiap jurusan Arsitektur. Ya, menjadi khas karena rumah-rumah nya tertata rapi dengan bentuk struktur yang khas.


Berbagai kain tenun ikat yang berkualitas tinggi dengan harga lebih murah dibanding yang dijual di kota besar.

Rumah khas Desa Bena.

Menjemur Kopi Asli Flores


Desa Bena.

Me and the Flag.



10.00am
Saya melanjutkan perjalanan untuk langsung menuju ke Kota Ende. perjalanan hari ini menempuh rute dan jalan yang cukup baik. Memang ada satu-dua jalan yang sedang diperbaiki karena tebing longsor. Saya melewato kota-kota kecil dan melewati Gunung Imerie yang sepertinya masih aktif mengeluarkan asap panas.
Sekitar 1 jam sebelum kota Ende, jalannya berada di samping pantai. Landscape nya keren.



Landscape jalan transflores sebelum kota Ende




1.15pm
Saya sudah memasuki kota Ende. Saya langsung menuju Rumah Pengasingan Bung Karno. Salah satu ikon kota ini. Mmh sayang, hari itu petugasnya masih libur Idul Fitri. Saya (dengan ditemani pemilik warung tepat depan situs), melompati pagar untuk mengambil beberapa foto.

Rumah Bung Karno ketika diasingkan di kota Ende.

Taman Renungan Bung Karno

Bung Karno merenung jadi Pancasila, saya merenung (mungkin) jadi Pancaroba.


detail 1




Dari tempat ini, saya menuju Taman Renungan Bung Karno. Kota Ende menjadi tempat pengasingan bung Karno pada jaman sebelum kemerdekaan. Tetapi, dari sinilah lahir pemikiran-pemikiran hebat beliau untuk membentuk negara Indonesia.



2.30pm.
Saya melanjutkan perjalanan menuju Desa Moni. Ada beberapa titik yang ada perbaikan jalan karena ada proyek Pelebaran jalan dengan memotong batu-batu di bukit. Proyek ini membuat jalan haris ditutup beberapa jam sesuai jam para pekerjanya. Beruntung, ketika saya ingin melewati jalan tersebut, saya hanya menunggu sekitar 15 menit sampai jalan tersebut dibuka. Sehingga tidak terlalu menghambat jadwal.
Selanjutnya menempuh jalan Transflores arah Maumere dengan kondisi aspal yang relatif sangat baik. Jadi bisa ngebuuutt...



4.30pm.
Saya tiba di jalan percabangan menuju Taman Nasional Kelimutu. Kemudian langsung mengambil arah naik dengan jalan berliku (seperi jalan kehidupan ini..halaaah).
9km atau sekitar 20 menit kemudian, saya tiba di loket masuk kawasan ini.

Jalan percabangan menuju ke Kawasan TN Kelimutu




Dan dari bapak penjaga, saya baru tau (dan kurang mencari info) bahwa Desa Moni yang saya tuju berada di bawah sana. Beberapa ratus meter dari jalan percabangan tadi. OMG. Saya harus balik lagi. *kunjungan kelimutu ke satu*.



Sesampainya di desa itu, ternyata sudah banyak wisatawan yang mayoritas Bule/foreigner. Beberapa sedang mencari tempat menginap.
Saya pun dibantu oleh warga lokal yang memberikan info penginapan di sana. Menyesuaikan budget dan kecocokan akomodasi, saya pun memilih penginapan bapak John seharga IDR 100.000/malam dengan kamar mandi di dalam.

--------------------------------

My itinerary Day 4


For your info:
Sumbangan wajib untuk masuk ke desa Bena IDR 20.000
Penginapan di desa Moni IDR 100.000/malam.

Komentar

Postingan Populer