Trip to Turkey - Day 3
Previously on: Trip to Turkey - Day 2
Seperti yang saya bilang pada postingan sebelumnya, hari ke-3 saya mengunjungi salah satu landmark lain dari negara Turkey. Dan mungkin tempat ini menjadi salah satu tujuan utama dan mimpi bagi semua pejalan. Ketika kita dapat naik balon udara (hot air balloon) sambil mengamati landscape perbukitan dan pegunungan kapur. Mengamati sebuah kota dan pemukiman penduduk di dalam goa batu kapur dari atas. Apalagi ketika mendapatkan momen sempurna yaitu ketika terbang dengan balon udara sambil mengambil foto matahari terbit di ufuk timur. Mereka sering bilang: "experience of a life time".
The Landscape of Kapadokya from Above. |
Kapadokya | Cappadocia
Approching Göreme from Istanbul via Nevsehir and/or Kayseri. |
Göreme dapat dicapai dari dua bandara terdekat. Yaitu Bandara di Kota Nevsehir dan Bandara Kota Kayseri. Bandara Kapadokya sendiri berada di bagian Kota Nevsehir. Bandara ini berjarak sekitar 42 km sebelah Barat ke kota Göreme. Perjalanan dengan bus travel sedang memakan waktu sekitar 45 menit. Sedangkan bandara kota Kayseri, berjarak sekitar 72km sebelah Timur dari kota Göreme. Perjalanan bisa memakan waktu 75 menit dengan mobil travel. Tapi jangan khawatir, jalannya lebar, asal hotmix dan tentunya bebas macet. Dan pemandangan pun sangat memukau. Sepanjang jalan mendekati kota Goreme, kita akan disuguhi padang gurun dan savana dengan pasir dan rumput tipis. Terkadang ada batu/bukit kapur yang menjulang seperti kerucut.
Sebagai perbandingan
kota di Indonesia misalnya. Semisal kota Goreme itu adalah kota Solo. Nah
kota Nevsehir adalah kota Semarang dan Kayseri adalah kota Yogyakarta. Kita bisa
menuju ke Solo baik dari Semarang
ataupun dari Yogyakarta. Oh ya satu lagi, kalau kita tiba pada siang/sore hari, kita bisa menggunakan bis umum yang melayani kedua kota tersebut. Tetapi apabila kita tiba malam hari, kita bisa menggunakan bus travel kecil yang berisi maksimal 11 penumpang. Harga tiket mobil travel Nevsehir-Göreme adalah 20 Turkish Lira. Sedangkan Kayseri-Göreme seharga 25 Turkish Lira. Sepadan apabila kita ingin mengejar waktu.
Kalau boleh saran, carilah tiket pesawat termurah menuju Göreme. Tidak perlu khawatir tersesat dan tidak ada yang jemput. Transportasi dan perusahaan travel sudah bersiap menjemput jam berapapun pada wisatawan tiba di kedua bandara tersebut. Ketika ke sana, saya mendapatkan harga tiket pesawat 17 USD atau sekitar 230.000 IDR menggunakan pesawat Atlasjet.
Apabila dengan pesawat, dari Istanbul
menuju Kapadokya dapat dicapai dari Ataturk Airport (IST) ataupun Sabiha Gökçen Airport (SAW). Ataturk airport berada di Istanbul bagian Eropa. Sedangkan SAW berada di
Istanbul bagian Asia. Apabila teman-teman berangkat dari SAW, Harap lebih
teliti dan lebih lama persiapannya. Karena jarak Istanbul- Airport SAW sekitar
2 jam. Tentunya perlu persiapan lebih lama mengingat belum tersambungnya
jaringan Metro (kereta bawah tanah) dari Istanbul Eropa sampai Bandara ini.
Oh ya, ketika mengunjungi Göreme, kita sebaiknya mengalokasikan dua hari. Kenapa? begini alasannya:
Naik balon udara sangat bergantung pada kondisi cuaca, terutama soal kecepatan angin. Mereka akan membatalkan penerbangan ketika kecepatan angin melebihi 5km/jam. Bahaya. Setiap malam, mereka sangat bergantung kepada website ramalan cuaca. Salah satu website yang dapat diandalkan ialah www.meteoblue.com. Website tersebut sangat detail menginformasikan cuaca sampai dengan soal kecepatan dan arah angin. Informasi ini diupdate setiap 3 jam.
Semisal perusahaan membatalkan penerbangan pada pagi pertama kita tiba karena alasan cuaca, mereka memberikan pilihan apakah kita mau mencoba terbang keesokan hari ataupun kita membatalkan booking. Jangan khawatir, apabila batal, kita tidak mengeluarkan uang sama sekali. Perusahaan memberikan opsi bayar tunai dan dibayar setelah kita terbang.
Pada kondisi ideal, ballooning akan selesai sekitar pukul 7 am. Proses kembali ke hotel masing-masing akan memakan waktu sekitar 1 jam. Sebaiknya, kita bisa booking tiket pesawat kembali ke Istanbul atau kota lainnya setelah pukul 12am. Dengan itinerary seperti itu, kita bisa menikmati sarapan di hotel dan tidak terburu-buru di perjalanan menuju airport..
Ke Turki tanpa ke Göreme, it such a big loss. Ke Göreme tanpa mencoba hot air balloons, apalagi ini, yah sangat disayangkan sih. :). Mahal? Iyaaaa!!. Banget. Bahkan saat itu pun saya mendapatkan harga 130 euro. (*silakan hitung sendiri berapa rupiah). Tetapi kita akan dapat pengalaman yang mungkin hanya sekali seumur hidup. Sebanding!. Apalagi kalo kondisi cuaca sangat ideal. Kita bisa melihat matahari terbit dari ufuk Timur. Dan bahkan pada saat winter, katanya ada salju yang turun dan menutupi bukit-bukit kapur di wilayah ini.
Ok, salah satu blog dan website yaitu Turkey Travel Planner (TTP), sangat detail menjelaskan tentang hal ini. Mereka juga merekomendasikan beberapa perusahaan terbaik yang menawarkan jasa ballooning. Pilah pilih, akhirnya keputusan jatuh pada Butterfly Ballons. Harga awal yang ditawarkan ialah 160 Euro. kemudian kita mendapatkan diskon 10 Euro karena kita menyebutkan website TTP pada lembar bookingnya. Lalu mendapatkan diskon 10 euro lagi karena akhir Maret masih termasuk musim dingin. Dan terakhir, kita akan mendapatkan diskon 10 euro lagi kalau bayar dengan tunai.
Tetapi ada beberapa perusahaan lain yang menawarkan harga lebih murah 10-20 euro. Bahkan salah satu host hostel saya, yang dalam CV nya pernah jadi pilot balon udara, merekomendasikan perusahaan balon lain yang menjadi rekan kerja hostelnya. Jadi, kita bisa mendapatkan harga total 110 euro. Mau coba?
Me in Kapadokya
Dari analisa di Booking.com, pilihan jatuh pada Göreme Guest House. Sebuah hostel kecil yang mempunyai sekitar 7-8 kamar. Kamarnya pun ada yang tipe dormitory. Harga hostel di Göreme lebih murah daripada di Istanbul. Per malam, untuk tipe dormitory, kita bisa mendapatkan harga sekitar 11 USD atau sekitar 160.000 IDR.Kalau beruntung dan tidak pada peak season, kamar dormitory tersebut bisa diup-grade oleh sang hostest menjadi kamar standar dengan kamar mandi di dalam. Harga hostel tersebut adalah 100 Lira untuk 2 malam. Sekitar 470.000 IDR. Berarti per malamnya seharga 235.000 IDR. Oh ya, kamarnya dapat diisi sampai 3 orang loh.
Inner Court at Göreme Guest House |
04.30 am
Selesai solat, saya segera bersiap. Gak pake mandi pasti. Dingin banget. Seketika penjaga hotel mengetuk pintu kamar saya yang memberi tahu bahwa mobil dari perusahaan balon sudah menjemput. 5 menit kemudian tibalah di kantor mereka. Para petugas penerima mendata ulang kembali nama tamu sesuai dengan form pendaftaran online sebelumnya. Di ruangan lain, sudah ada sekitar 30 orang tamu-tamu yang bersiap ballooning hari itu. Ternyata hari itu ada rombongan dan peserta lain yang seharusnya terbang kemarin. Tetapi cuaca tidak baik sehingga mereka mengulang terbang hari ini.
Setiap perusahaan menyiapkan sarapan kecil. Menunya seperti roti, kue kering, dan buah-buah khas daerah tersebut. Saya sih memilih roti dan pisang tentu. Biar berasa kenyang.
Jam sudah menunjukkan pukul 05.30am. Seorang petugas pun mengumumkan bahwa mereka masih menunggu kondisi angin sampai dengan kecepatan normal. Seperti yang sudah dibilang sebelumnya, mereka tidak berani terbang kalau kecepatan angin di atas kondisi aman. Peserta pun harap-harap cemas. Apalagi peserta yang seharusnya terbang kemarin. Mungkin hari ini adalah kesempatan mereka terakhir untuk terbang karena itinerary yang tidak mengijinkan lebih lama tinggal di kota ini. Perlahan langit pun berubah terang. Menandakan bahwa matahari sudah terbit. Petugas tadi pun menyebutkan bahwa jam dan waktu ini seharusnya kami sudah terbang dan berada di atas udara.
Ruang tempat daftar ulang |
Suasana di ruang makan |
Para flight attendant bersiap menuju tempat take-off. |
Akhirnya petugas mengumumkan bahwa penerbangan akan dilanjutkan. Dengan diiringi suasana riuh rendah, para tamu diarahkan menuju mobil dan selanjutnya menuju ke tempat pemberangkatan balon udara. Perjalanan sekitar 20 menit sampai ke padang luas tempat take off.
Satu per satu, para tamu diarahkan menaiki bucket. Di Butterfly Ballon, bucket nya terbagi menjadi empat kompartemen dengan sang pilot berada di tengah. Sang Pilot pun memberikan sedikit briefing. Satu hal terpenting ialah petunjuk bagaimana ketika posisi mendarat pada kecepatan angin yang di atas kecepatan normal. Pada kondisi tersebut, kemungkinan bucket akan menhempas tanah dengan keras. Kita diminta memperagakan posisi sedikit berjongkok dengan berat tubuh ke depan. Posisi ini bertujuan untuk menghindari cedera pada tulang kaki dan tulang belakang.
Pilot kemudian mengecek tabung gas agar menghasilkan semburan gas yang stabil untuk menjaga proses pembakaran. Tali anchor satu per satu dilepas dari pondasi. Dan...
Ready,.. Set.... Fly!!!
Kapadokya -1 |
Kapadokya -2 |
Kapadokya -3 |
Kapadokya -4 |
Kapadokya -5 |
Kapadokya -6 |
Kapadokya-7 |
Kapadokya -8 |
The bucket which has capacity for 16 passanger. The weight is pproximately 500 kg. |
Celebration after ballooning. |
Kami mengudara sekitar satu jam. Puas rasanya bisa menikmati kapadokya dari atas. Pilot pun tidak henti-hentinya memberikan penjelasan mengenai nama-nama bukit dan tempat-tempat menarik seputar wilayah ini. Ada bukit mars karena berwarna merah dan ada lembah-lembah yang dibilang menyerupai landscape bulan (moonscape). Meskipun kami yakin belum ada di antara kami yang pernah ke bulan. Sang pilot juga juga menjelaskan tentang fungsi-fungsi tali sebagai pengarah balon. Balon mengudara dengan baik. Kadang berada di titik rendah sehingga memberikan sensasi mendebarkan ketika balon hampir menambrak bukit kerucut kapur, kadang hampir bersenggolan dengan balon lain, kadang berada di titik paling tinggi sehingga balon lainnya terlihat sangat kecil di bawah. All this esperience is Worth to the max!!
Begitupun dengan pendaratan. Si pilot berhasil mendaratkan balon tepat di atas bak mobil. Pendaratan pun berlangsung dengan sempurna. Karena kita bisa membayangkan apabila posisi bucket tidak pada tempatnya, maka semua flight attendants akan bahu-membahu menggeser bucket yang beratnya 500kg ke posisi yang benar. Berat.
Agak terkejut ternyata perusahaan ini memberikan perayaan yang ternyata menjadi ritual setelah terbang. Yaitu membuka champagne. Baru paham kenapa harga 1 paketnya mencapai 130 euro. Selain perayaan ini, perusahaan juga memberikan selembar sertifikat loh.
Begitulah pagi itu berjalan. Akhirnya kecepatan angin menurun menjelang siang. Terbang dengan balon udara pun berjalan sangat baik. Hanya saja, andai saja, bila saja, kami berangkat sebelum matahari terbit dan bisa melihat matahari muncul di horison, maka hari itu akan menjadi hari terbaik.(*dasar manusia gak pernah puas)
Cappadocia.. mission accomplised!
See you later!!!
Komentar
iya bersyukur lancar dan cuacanya juga cerah. Iya, banyak rumah yang memang di dalam goa. Mereka memotong bukit kapur tersebut. Nanti di posting berikutnya saya ceritain tentang open air museum ya. ;). makasih udah mampir
makasih komentarnya. Kok lagunya Jadul ya? :p.
Konon katanya, Sherina memang terinspirasi setelah pulang dari Kapadokya. (*sotoy level 10)
Iya indeed :D
makasih udah baca