Trip to Turkey - Day 1

Previously onTrip to Turkey-Day 0

Setiba di Ataturk Airport, saya pun langsung menuju hostel tempat menginap yang berada di kawasan Sultanahmet. Beberapa hostel menawarkan harga yang lumayan terjangkau. Melalui www.airbnb.co.id atau www.booking.com  kita bisa mendapatkan kamar (bed) seharga 150.000 IDR/malam. Ada juga kamar yang seharga 380.000 IDR/malam dan bisa diisi sampai dengan 4 orang. Bagi kawan-kawan yang bepergian secara rombongan, bisa menggunakan kamar hotel semacam itu.


Untuk menjelajahi kota Istanbul, saya menggunakan Istanbulkart. Bentuknya seperti kartu pre-paid dan bisa diisi ulang sesuai kebutuhan. Berkat Istanbulkart ini, saya bisa menjelajahi seluruh kota dengan berbagai moda transportasi seperti Bus, Metro, Trem, bahkan Ferry. Intinya satu kartu bisa untuk semua. Cara menggunakannya pun mudah, cukup tapping di mesin card reader. Satu hal lagi yang unik dari Istanbulkart adalah bisa digunakan untuk beberapa orang. Jadi nih kalau kamu ngetrip bareng dengan teman, hanya cukup satu kartu Istanbulkart asal saldo mencukupi maka kalian bisa bepergian bersama. Nggak perlu beli masing-masing kartu. Hemat dan efisien pasti!!

Hagia Sophia atau Aya Sofya merupakan tujuan pertama saya di kota Istanbul.Bangunan ini memiliki sejarah yang panjang di Masa pemerintahan Turki Utsmani hingga pemerintahan Modern. Setiap titik di Hagia Sophia ini seolah-olah memiliki sejarahnya tersendiri, baik pada sejarah keagamaan maupun arsitektur. Pada awalnya Hagia Sophia didirikan sebagai gereja dan didedikasikan sebagai Hagia Sophia atau kebijaksaan suci.  Saat kekhalifahan Utsmaniyah yang berpusat di Turki memimpin agama Islam di seluruh dunia, gereja ini diubah menjadi Masjid selama 482 tahun lamanya. Perubahan fungsi Hagia Sophia atau Aya Sofya sebagai tempat beribadah menjadi museum dimulai pada tahun 1937 ketika masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataruk. Berkat sejarah peralihan fungsi tempat beribadah bagi dua agama, maka kita dapat melihat dan mengamati lukisan dan kaligrafi pada interior bangunan bersanding dengan simbol kekristenan seperti Bunda Maria, Nabi Isa, serta gambar malaikat pada langit-langit ruang utama


Sayang sekali ketika saya baru melangkahkan kaki keluar dari sana bertepatan dengan azan Shalat Ashar yang berkumandang dari dalam Hagia Sophia (Aya Sofya). Maunya sih kembali masuk ke dalam, tapi sepertinya tidak bisa karena harga tiket yang tertera berlaku untuk satu kali kunjungan.
Oh ya, harga tiket masuk Aya Sophia adalah 30 Lira. Mungkin kalau punya waktu luang yang lebih banyak, kita bisa membeli tiket terusan seharga 85 Lira yang berlaku selama 5 hari. Tiket terusan ini berguna untuk masuk ke bangunan seperti Aya (Gereja) Irene, Istana Topkapi, Ruang Harem dalam istana, Basilika Cistern, dan beberapa bangunan lain dalam kawasan bersejarah ini.

Kunjungan saya ke Hagia Sophia (Aya Sofya) kala itu sebenarnya kurang memuaskan hasrat saya untuk menikmati lebih dalam bangunan ini karena sedang ada renovasi interior bangunan. Jadinya banyak spot yang kurang bagus untuk diabadikan dalam bidikan kamera karena terganggu oleh aneka alat renovasi. Semoga saja jika saya ditakdirkan kembali kesini, proses renovasi perbaikan Hagia Sophia (Aya Sofya) sudah selesai. 

Hagia Sophia dari taman.

Sepertinya tempat wudlu. 

Langit-langit bangunan pada bagian mihrab.

Interior ruang antara (Foyer).

Mihrab
Sisi Selatan Hagia Sophia

Tujuan saya selanjutnya adalah Istana Topkapi atau Topkapi Sarayi (Palace) yang memang masih dalam satu lokasi dengan bangunan Hagia Sophia (Aya Sofya). Angin musim dingin masih terasa menusuk. Apalagi di sisi Tenggara gedung-gedung ini adalah pantai dan selat Bosphorus. 

Istana Topkapi  merupakan istana tempat tinggal para sultan dan keluarga kesultanan Turki Usmani selama hampir 400 tahun selama rentang waktu tahun 1465-1860 sebelum akhirnya pindah ke Dolmabache Palace. Sultan terakhir yang menempati istana ini adalah Sultan Abdulmecid I. Istana kesultanan yang berada di atas bukit dengan pemandangan laut Marmara dan selat Bosphorus ini memiliki total luas sekitar 700.000 meter persegi dan dikelilingi benteng sepanjang sekitar 5 kilometer. Bisa dibayangkan betapa cantiknya pemandangan dari dalam Istana ini.


Istana ini mempunyai taman yang sangat indah untuk menyambut siapapun tamu yang berkunjung. Pada sisi kiri terdapat Aya (Gereja) Irene. Merupakan bangunan yang sangat cantik. Pada sisi kanan terdapat bangunan tempat berfoto dan penjualan souvenir Istana Topkapi. Kita juga bisa berfoto dengan baju tradisional khas Turki di ruangan tersebut. Terus berjalan ke depan, dinding tinggi dari Istana dengan dua buah menara setinggi 30m berdiri dengan megahnya. 
Kalau menggunakan tiket satuan, harga tiket untuk masuk ke kawasan istana ini adalah 30 Lira. Berhubung saat itu sedikit lewat dari jadwal yang sudah ditentukan, saya memutuskan untuk tidak masuk. Perkiraan perlu waktu minimal 1 jam untuk berkeliling. Apalagi kalau ada pemandu. Mungkin bisa 2-3 jam.


Taman luas menyatukan halaman Aya Irene dan Istana Topkapi.
Pintu masuk Istana dari sisi Sultanahmet.
Jadwal saya berikutnya sudah mengingatkan untuk segera menuju Kiz Kulesi. Adalah sebuah bangunan di pulau kecil di sisi Selat Bosphorus, yang awalnya saya pikir adalah sebuah Mercusuar. Perjalanan ke tempat ini menggunakan Tram. Selanjutnya menggunakan Ferry seharga 1,8 Lira. Yeayyy, akhirnya menyeberangi Eropa ke Asia dalam waktu hanya 15 menit ^_^. Ada beberapa tour yang menawarkan paket mengeksplorasi selat Bosphorus. Paket tersebut akan mengajak wisatawan naik sebuah Ferry dengan menyusuri sisi Selat Bosphorus dari Selatan, menuju ke Utara, dan kembali lagi. Beberapa paket menawarkan harga 14 Lira. Mungkin paket tersebut sangat menjanjikan bagi para turis yang memiliki waktu luang yang lebih. Sayangnya tidak berlaku bagi saya karena waktu yang saya miliki saat itu terbatas.


Setelah berada di geladak kapal dengan udara dingin yang menyengat, ferry pun menepi di Uskudar. Sebuah kawasan tepi laut pada Turki sisi Asia. Ferry ini merupakan transportasi sehari-hari bagi penduduk Istanbul. Sebuah Ferry besar yang mungkin dapat menampung sampai dengan 300 orang. Transportasi aman dan sangat nyaman. Mungkin pada musim panas dengan langit cerah, akan banyak tamu yang menikmati sisi atas  kapal Ferry ini. 

Sayangnya, sore itu langit masih tetap berawan dan mendung. Hujan gerimis juga sesekali menyapa setiap orang di kawasan ini. Tempat promenade di area Pantai Uskudar merupakan salah satu spot terbaik untuk menikmati sunset di kota ini. Banyak yang bilang tempat itu terasa sangat romantis di sore hari.
Sisi Promenade Pantai Uskudar bagian Istanbul Asia.
Kiz Kulesi, Maiden's Tower, Leandros Tower. You may see cityscape of Istanbul's Europe on the background. More pics on Instagram: gillnegara


Awal sore memakin berubah gelap dan gerimis kecil datang dengan udara dingin yang menusuk kulit. Saya pun kembali menaiki ferry yang menuju Istanbul bagian eropa. Hari itu tidak mendapatkan sunset. Tetapi, kira-kira pemandangan seperti ini yang saya cari. Terjadi ketika hari terakhir sepulang dari Cappadocia. Sebuah hari dengan sunset yang sangat bagus..



Sunset of Bosphorus Strait, Istanbul.

Sesampainya di dermaga, segera saya mencari restoran yang dengan menu nasi. Oh ya, sangat susah mencari makanan utama menu nasi. yah maklum orang Indonesia asli :p. Saya selalu menyebutkan: any menu with pirinç/pilav? (ada menu dengan nasi?), untuk membuat para pelayan restoran tersebut memahami perut saya. Karena, tidak semua orang ternyata bisa english. Dan bahkan ketika menyebut "Rice" saja mereka suka kebingungan, pun dengan saya. 
Selama di Turki, menu makanan utama dengan nasi terbilang sulit. Tetapi tetep dong, saya gak pernah menyerah mencari nasi. Harga nasi sekitar 5 Lira. Atau sekitar 23.000 IDR. Pernah suatu pagi, makan di restoran dengan menu omelette dengan tambahan nasi. Selesai bayar, sangat kaget ketika harga sepiring nasinya adalah 10 Lira, sekitar 47.000 IDR. Dalam hati, kalo di warteg Indonesia mungkin hanya 4.000 IDR. Duh nasii.. rice...pirinç...

-------------------------------------------------

Komentar

tesyasblog mengatakan…
Saya betah banget di Istanbul, sayangnya belum ke Kiz Kulesi nih Mas.
Thanks for sharing.
gillnegara mengatakan…
hi mbak tesya.
makasih udah mampir. blog mu keren sangat.
iya emang Turki lengkap yah.. :D
ntar insyaaALlah ada umur dan rizki kembali berkunjung ke sana

Postingan Populer