Trip to Turkey - Day 4

Previously on: Trip to Turkey - Day 3

Bunyi alarm pukul 04.30am membuat saya tersadarkan dari tidur lelap. Sudah tiga malam sebelumnya dengan kualitas tidur yang buruk, menyebabkan malam itu saya tidur lebih awal. Ternyata saya masih terbangun di sebuah kota kecil nan romantis di bagian tengah Turki. Masih di Kapadokya. 

Ada hal menarik subuh itu. Tanggal 27 Maret. Negara-negara Eropa memperingatinya sebagai awal musim semi. Spring has come!! Selesai solat Subuh, saya langsung bersiap dengan baju lima lapis. Angin masih berhembus kencang dan udara dingin menjadi hambatan bagi saya. Rencana pagi itu adalah menuju sunrise point di bukit yang menjadi latar belakang kota Göreme. Tak dinyana, setelah melihat jam tangan, jam masih menunjukkan waktu pukul 4am. What....? 

Seketika tersadarkan bahwa hari itu, waktu berjalan lebih awal. Jadi, pada tanggal 26 Maret, hari itu hanya berjalan 23 jam dan hanya sampai jam 11 malam. Waktu akan kembali ke normal lagi nanti ketika masuk musim dingin. (*Yah gitu deh, maklum norak. gak pernah tinggal di negara empat musim :D). Akhirnya saya kembali meringkuk di kasur sambil menunggu waktu Solat Subuh tiba.

Ketika kita memutuskan untuk tinggal di Cappadocia selama dua hari, ada beberapa aktifitas lain yang bisa dilakukan. Misalnya, Ikut tur ke beberapa bagian Cappadocia lain, seperti Red Tour untuk menjelajahi bagian Utara kota dan Green Tour untuk menjelajahi bagian Selatan kota. Banyak valley/lembah-lembah kapur yang khas bisa dijelajahi. Beberapa operator juga menawarkan tour dengan Automatic Terrain Vehicle (ATV) untuk menjelajahi area tersebut. Bahkan di tepi jalan utama kota, ada Turkish Bath yang bisa dicoba. Tetapi saat itu, semua tidak affordable bagi saya.


Me in Kapadokya Day-2

5.45am

Udara dingin mengiringi langkah saya keluar pagar hostel yang masih ditutup. "Untung tidak dkunci", pikir saya. Sunrise point berada di titik bukit dengan jarak sekitar 1.7km dari jalan raya utama. Ketika menaiki bukit, perlahan banyak traveler lain yang juga sedang menuju ke tempat tersebut.

Ternyata di titik tersebut sudah ada beberapa traveler lain. Kita dapat melihat puluhan balon udara sedang dipersiapkan untuk terbang. Ada  yang sedang meniupkan udara panas untuk mengembangkan balon. Bahkan ada beberapa yang sudah terbang. Memang sesuai prakiraan cuaca, hari itu dianggap cocok untuk ballooning karena angin tidak bertiup kencang.

Matahari tidak muncul pagi tersebut. Awal tebal menutupinya seperti berkata: "Wahai winter, janganlah engkau bergegas pergi!"
Seketika saya merasa lebih beruntung dibanding pada tamu yang terbang hari ini. Karena kemarin, saya ditemani matahari pagi yang bersinar cerah. Meskipun berangkat agak siang karena harus menunggu kecepatan angin mencapai kondisi ideal.

Hello Cappadocia!!

Puluhan balon mengudara pada hari pertama musim semi. Bayangkan berapa balon mengudara ketika musim panas..
Kapadokya cityscape.
09.00 am

Selesai sarapan dan mandi di hostel, saya bersiap menuju Open-Air Museum. Sila klik open-air museum Goreme
untuk informasi lebih lanjut. Menurut saya, tempat ini menjadi tujuan wajib untuk dikunjungi ketika berada di Cappadocia. Indah. Harga tiket masuknya adalah 25 TL atau sekitar 125.000 IDR. Tempat ini hanya berjarak 1,5 km dari pusat kota. Masih dapat dijangkau dengan berjalan kaki dan akan memakan waktu sekitar 30 menit.

Open-air museum adalah sebuah situs bersejarah khususnya bagi umat kristen. Dari apa yang saya baca dan rasakan, tempat ini adalah kumpulan gereja yang terdapat di dalam goa kapur. Beberapa diantaranya ialah makam / kuburan. Bahkan pada salah satu bukit, terdapat gereja yang masih aktif digunakan beribadah. Yang menariknya, dalam goa kapur tersebut, ruang-ruang ibadah dipahat, dipapas, diukir, dan beberapa bagian bahkan sampai diberikan cat untuk digambarkan motif-motif kaligrafi kristiani. Ada juga beberapa bagian yang diperkirakan digunakan sebagai dapur karena terdapatnya batu menyerupai tungku buat masak makanan.

Ada fasilitas audio yang bisa digunakan oleh para pengunjung. Jadi, pengelola menyediakan semacam head-phone dan pemutar lagu. Alat ini bisa digunakan ketika pengunjung memasuki goa-goa tersebut. Karena di dalam goa, kita tidak bisa berbicara dan tidak bisa memfoto dengan blitz. Mereka bilang hal ini untuk menjaga kerusakan dari situs.

Ada beberapa tempat lain yang menjadi bisa menjadi tujuan utama seperti Archaeological Site yang berjarak sekitar 10km dari tempat ini. Agak jauh memang. Tetapi, open-air museum itu indah. Bahkan saat itu, ada satu pasangan yang sedang mengambil foto pre-wedding di tempat ini. Bisa bayangkan ya, warna batu kapur yang berpadu dengan warna biru langit. Would be amazing picture.

Begini foto dan suasana di tempat tersebut.

Open-air museum - 1
Open-air museum - 2
Open-air museum - 3
Open-air museum - 4
Open-air museum - 5
Mejeng sekali-sekali di blog sendiri.
Jalan antar kota menuju ke Urgup.
01.00 pm

Selesai makan siang yang lagi-lagi dengan omelette dan nasi, segera saya bersiap diri. Karena perusahaan travel akan menjemput saya untuk menuju bandara. Untuk kepulangan dari Goreme ini, saya melalui bandara Nevsehir. Untuk selanjutnya menuju Istanbul dan tiba di bandara Sabiha Gokcen (SAW).

Sampai jumpa lagi Kapadokya! InsyaaAllah saya datang lagi... dengan dia.

Sunset di Selat Bosphorus sore itu.
Sultanahmet Cityscape dari Selat Bosphorus. Setiba di bandara SAW, saya mengguakan bus menuju kawasan Kardikoy untuk selanjutnya menggunakan Ferry dengan tujuan Sultanahmet. Sedikit telat untuk melihat matahari terbenam.


Komentar

Postingan Populer