Ode to My Children

Masa pandemi 2020 ini menghasilkan banyak hal untuk kita ingat. Baik itu hal baik maupun hal tidak menyenangkan. Semoga kita gak merasakan lagi wabah penyakit seperti pandemic ini untuk selasa sisa hidup kita. Masa pandemi menyebabkan banyak orang, termasuk aku, untuk Bekerja Dari Rumah dan Belajar Dari Rumah. Sisi positifnya adalah bahwa kita sebagai orang tua bisa punya lebih banyak waktu dengan keluarga dan anak-anak. Ternyata tidak mudah, lho. Banyak hal-hal baru yang tidak kita rasakan sebelumnya. Bagi beberapa orang, WFH berarti kembali tinggal dengan mertua dan/atau orang tua. Hal itu juga berarti berkumpul dengan saudara kandung maupun saudara ipar beserta keluarganya. Intinya, kita jadi banyak berkumpul kembali dengan beberapa keluarga lain.


Dengan berkumpul bersama banyak Kepala Keluarga, kita jadi melihat berbagai cara mendidik orang tua kepada anaknya. Menurutku, setiap anak seharusnya dapat perhatian dan diarahkan untuk bertindak. Ya bukan berarti mengesampingkan kebebasan anak, sih. Menurutku, dengan menjelaskan hal-hal apa yang boleh dilakukan (Do/s) dan Hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan (Don’t/s) akan menjadi pedoman anak dan mempercepat anak untuk mengerti kebiasaannya di masa depan. Lagipun, mengarahkan anak sedini mungkin bisa membentuk sikap dan perilaku baik ke depannya. Sebelum terlambat!
Karena kalau sudah punya sifat dan sikap buruk, orang tua akan sulit mengubah anaknya.

Caranya gimana?
Menurutku, cara terbaik mengarahkan anak adalah dengan mencontohkannya. Ya, orang tua harus memberikan contoh hal-hal yang kita ingin anak kita lakukan. Orang tuanya harus baik dulu, orang tuanya harus melakukannya dulu. Karena toh setiap anak akan mencontoh orang-orang terdekatnya, terutama orang tua. Kita gak bisa hanya mengingatkan, mengingatkan kembali, dan terus mengingatkan sementara kitanya sendiri gak melakukan hal tersebut.
                           

Dari pengalaman masa kecil, dari kebiasaan yang kulakukan di masa kecil, dan dari pendidikan yang kudapat di masa kecil, berikut adalah hal-hal yang ingin kuajarkan, kucontohkan, dan mungkin kupaksakan kepada anak-anakku: 

1. Mematikan lampu di luar kamar dan di luar rumah ketika hari sudah pagi. 

2. Mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan. Akan lebih baik ketika kita bisa mencabut kabel charger HP, kabel TV, kabel AC, kabel laptop, kabel radio, kabel microwave, dan kabel peralatan lainnya dari colokan listrik. Tau gak, kalau kabel tersebut masih menempel di colokan, itu akan ada listrik yang idle dan mengkonsumsi listrik. Maka sebaiknya dicabut. Save energy, Bro!

3. Menyalakan lampu halaman dan lampu luar rumah ketika hari sudah petang.

4. Hemat air. Anak-anak harus diajarkan mengisi air dari kran dan menutup kran tersebut ketika wadah air (ember, bak mandi, tangki air) sudah penuh. 

Mungkin bagi beberapa orang, dia gak pernah ngerasain bayar listrik dan bayar air. Asal kamu tau ya, listrik tuh mahal. Bayar air dari PAM juga mahal. Sukur-sukur  kalau di rumah kita pakai air tanah sehingga gak ngerasain bayar air dari PAM. Mungkin nanti anak-anakku nanti harus ngerasain ngekos sendiri agar paham perjuangan hemat listrik dan hemat air. 

Ilustrasi hemat listrik dan hemat air. Sumber: internet)


5. Meletakkan dan menjemur handuk dengan rapi di tempatnya. Nah ketika menjemur handuk di tempatnyapun, kita sebaiknya tidak meletakkan/menumpuk handuk di atas handuk orang lain. Gantungan handuk itu sudah didesain sebagai tempat handuk satu per satu. tidak ditumpuk. Sepatutnya kita bisa meletakkannya dengan benar. Ketika meletakkan handuk ditumpuk, handuk bawahnya sudah pasti tidak terkena udara dan sinar matahari dengan baik. lagipun, kotoran di handuk bisa saling menempel dan tercampur. Kan jorok!

Ketika kita menjemur handuk dengan baik dan benar, maka handuk itu akan terasa kering. Seperti rasa kalau menggunakan handuk di hotel. Kering dan hangat. Nikmat!

Terkait handuk, i'd suggest satu handuk untuk satu orang. Setiap anggota keluarga punya 'dedicated towel'. Misalkan ada 10 orang di satu rumah, berarti total handuk harus ada 20. setiap orang punya 1 handuk yang sedang digunakan dan 1 handuk lain sebagai cadangan. 
Ku menghindari handuk yang dipakai bersama dengan orang lain meskipun sudah dicuci bersih. ya karena kebiasaan setiap orang beda, siapa tau masih ada kotoran yang bisa menyebabkan penyakit kulit yang tertinggal di handuk meski sudah dicuci. 

Kalau ada kemampuan finansial sehingga bisa mempekerjakan Asisten Rumah Tangga (ART), niscata kusarankan setiap handuk dipakai maksimal 7 hari saja untuk kemudian dicuci. Ya kan jijik aja melihat handuk yang dipakai lebih dari 1 bulan, apalagi sampai berwarna coklat. Hiihhh..


6. Mengajarkan table manner ke anak-anak. Kalau ada kesempatan, ku ingin mengajarkan table manner chinese dining yang peralatannya banyak. 


7. Menggunakan gelas minum dengan baik. Menurutku, kita bisa menggunakan 1 gelas yang sama untuk kebutuhan minum seharian tersebut. Gelas yang tidak digunakan sebaiknya ditutup. Penggunaan gelas seharusnya 1 gelas yang sama per orang.  

8. Meletakkan piring dan gelas bekas makan di kitchen sink setelah selesai makan. Anak-anak sebaiknya diajarkan tidak meninggalkan bekas makan di meja makan. Coba masing-masing orang belajar melakukan hal ini dan pasti membuat pekerjaan menjadi ringan. 


Ilustrasi anak meletakkan piring dan gelas bekas makan ke kitchen sink. (sumber: internet)

9. Membuka dan menutup pintu dengan perlahan dan tidak dibanting. Kalau perlu, setiap anak juga harus diajari bahwa masuk kamar/ruang orang lain harus mengetuk pintu dahulu. Cara menutup pintu yang baik adalah dengan dua tangan. Tangan yang satu pegang gagang pintu dan memutarnya ke bawah, sedangkan tangan kedua pegang daun pintu sambil dibuka atau ditutup perlahan.


Ilustrasi membuka dan menutup pintu. 

10. Melepas sepatu/sandal/alas kaki yang dipakai dari luar rumah sebelum masuk rumah. Jadi kotoran dari luar rumah tidak masuk ke dalam rumah. Kalaupun di dalam rumah kita menggunakan sandal, sebaiknya sandal tersebut tidak bercampur dengan sandal untuk  di luar rumah. 


Ilustrasi anak membuka sepatunya. (Sumber: internet)



11. Akan kubiasakan anak-anakku mandi 2 kali sehari, meskipun tinggal di lingkungan yang sejuk. Apalagi kalau ada fasilitas water heater. Jadi gak ada alasan gak bisa mandi karena kedinginan. 


Kita sebagai orang tua juga harus mencontohkan hal ini. Jangan memaksa anak untuk mandi pagi ketika orang tua belum mandi. Gimana bisa nyontohin dengan bener?

Dulu, neneknya anakku selalu bawel dan sedikit maksa anak untuk mandi sebelum jam 7 pagi. "Biar gak susah mandi ketika sudah masuk sekolah.", katanya. It works! Anakku yang pertama gak pernah susah mandi pagi ketika masuk pre-school sampai sekarang.

Mandi 2x sehari dengan jadwal yang rutin. Misal sebelum pukul 8 pagi dan sebelum pukul 17.30 petang. 

11. Kalau sore hari sekiar pukul 16, anak-anak harus main di luar rumah, di luar apartmen, di taman, dan di lingkungan sekitar rumah. Tujuannya agak anak bersosialisasi, biar gaul, biar kenal tetangga, dan kenal anak-anak yang seumuran. Anak bermain di luar rumah pun agar terhindar dari rasa bosan terus-menerus beraktivitas di dalam rumah. 
Pengalamanku ketika masa SD-SMP, ku selalu main di luar rumah. Main basket, main sepeda, main layang-layang, main benteng, dan keliling ke lingkungan di sekitar rumah. Kita bisa tau jalan pintas, kenal dengan tetangga, dan lingkungan sekitar. Niscaya hal itu juga akan meningkatkan empati kita. 

Anak-anak bisa selesai bermain ketika pukul 17.30. Selanjutnya anak-anak mandi sore dan bersiap Salat Maghrib. Setelah maghrib akan kubiasakan anak-anak untuk belajar mengaji bareng teman-teman. 


Bermain di luar rumah bersama teman-teman. (sumber: internet)


12. Meletakkan baju kotor/baju bekas pakai di tempat/wadah baju yang akan dicuci. Kalau ada baju yang mau dipakai lagi karena masih bersih, baju dan celana tersebut harus diletakkan di tempatnya. Lebih baik di tempat yang terkena angin dan cahaya matahari agar tidak lembab.

13. Membuang bekas pasta gigi, bekas sikat gigi, bekas kotak sabun, bekas kotak sampo  yang sudah tidak terpakkai. Jangan sampai numpuk di kamar mandi dan kotor.

14. Ku biasakan anak-anakku naik dan turun tangga dengan perlahan. Tujuannya agar aman dan tidak jatuh terpeleset. Melangkah dengan perlahan juga menghindari suara berisik dari tangga. Apalagi ketika tangga rumah menggunakan tangga kayu. Suara langkah kaki bisa mengganggu kamar yang ada di samping tangga tersebut. Ganggu banget.



Naik-turun tangga dengan perlahan agar tidak membahayakan diri sendiri dan tidak menimbulkan suara yang bisa mengganggu.

15. Akan kucontohkan dan kusarankan anakku untuk minum air putih sesering mungkin. Minum air putih itu bukan hanya setelah makan saja, tetapi harus memenuhi persyaratan keperluan tubuh. Biar gak dehidrasi. Minum banyak air juga akan meningkatkan metabolisme tubuh agar terhindar dari konstipasi, obesitas, dan perut buncit. 

16. Semoga anakku bisa belajar tidur di kamar sendiri ketika umur 6 atau 7 tahun. Semoga diriku bisa menyediakan kamar yang layak. Kebayang nanti punya kamar anak yang bisa tersambung dengan kamar tidur utama. Seperti di hotel-hotel dengan connecting door. Jadi ketika anak belajar tidur sendiri, pintu connecting-nya dibuka. 






17. Akan kuarahkan anakku untuk membereskan mainannya pada waktu malam setiap harinya. Agar ruangan rapi dan tidak perlu mengandalkan pembantu untuk membereskannya setiap hari. 

18. lebih jauh lagi, mungkin pada saat mereka berumur 8-10 tahun, akan kucontohkan untuk salat tepat waktu dan di awal waktu. Agar nanti pada saat mereka besar, mereka sudah terbiasa untuk melaksanakan solat tepat waktu. Nih ya, anak-anak gak akan solat tepat waktu ketika orang tuanya belum solat. 

19. Akan kusarankan anak-anakku untuk tidur siang. Ini penting demi perkembangan otak mereka. Lagian, tidur siang bisa membuat anak lebih tenang. Anak-anak akan rewel dan tantrumm ketika ngantuk tidak tidur siang. Akan kubilang ke mereka bahwa nanti pada saat SMA dan Kuliah, pasti mereka akan mendambakan tidur siang karena kurangnya waktu tidur. Tidur Siang, please.


Menurutku, orang tua harus memberi tau Do/s and Don't/s ke setiap anaknya. Agar anak-anak kita terarah dan cepat mengerti aturan dalam hidup. Bukan berarti membatasi loh ya. Tetapi itu usahaku untuk mempercepat pengertian anak dan cara belajar anak. Makanya, orang tua harus memperhatikan perilaku anak (kalau bisa) setiap saat. Ya, at least nemenin anak ketika lagi bersama di rumah. Tidak ditinggal tanpa pengawasan. Situasi akan lebih ideal ketika ruang kerja gabung dengan ruang TV, tempat belajar, dan tempat kumpul bersama anak.

Jangan takut dibilang 'bawel dan cerewet'. Yang penting anak-anak bisa tau mana sikap yang baik dan mana sikap yang buruk dan bisa membahayakan orang lain. 

I believe setiap anak mengikuti contoh orang tuanya. Aku gak mau lihat anak-anakku celaka atau berbuat buruk ataupun hidup dengan jorok dan badannya kotor karena liat orang tuanya yang hidupnya gak teratur dan gak bersih. All of their eyes to you, so, Behave!!




Komentar

Postingan Populer