Trip to Mount Kinabalu, Sabah, Malaysia - Part 1
Akhirnya hari
yang dinanti tiba, memang perjalanan ini sempat tertunda akibat gempa besar
yang terjadi di bulan Juni lalu. Berikut adalah posting yang menjelaskan kenapa Kinabalu menjadi tujuan saya: Kenapa Gunung Kinabalu?
Me flying. (taken by Yusuf Sinaga) |
Grup kami berjumlah 7 orang. Adit menyusul ikut seminggu menjelang
keberangkatan. Setelah 6 orang lainnya yaitu Mbak Mala, Mbak Sita, Nurrul,
Luthfi, Yusuf, dan saya sendiri yang sudah memesan tiket sejak kami menunda
keberangkatan. Memang sejak September lalu, akhirnya 5 orang tim kami yang lain
memutuskan tidak ikut perjalanan bulan Desember ini dengan alasan
masing-masing. Bisa dibilang, trip kali ini benar-benar menyesuaikan dengan
jadwal pesawat AirAsia Jakarta-Kota Kinabalu. Jadwal AA Jakarta-KK berangkat
pada Sabtu pukul 10 malam. Dan tiba di KK pada Minggu pukul 2am waktu setempat.
Pesawat kebali dari KK-Jakarta bernagkat pada hari Selasa pukul 7pm waktu
setempat dan tiba di Jakarta pukul 9pm. Ya, kami harus menyesuaikan waktu
hiking diantara jadwal-jadwal tersebut.
Ok, here is our itinerary. Kami menyewa mobil travel untuk mengantar
kami dari Airport-menuju Kota-Kinabalu. Ya memang setelah mempertimbangkan
bahwa menggunakan taxi akan lebih memakan biaya. Mobil travel yang cukup untuk
menampung 11 orang penumpang ini kami sewa dengan harga 80RM untuk mengantar
kami dari Airport menuju pusat kota. Kami beristirahat dan tidur di hostel
Backpacker dengan tipe dormitory seharga 25RM/bed/night. Mungkin beberapa dari
kami hanya dapat tertidur sekitar 2 jam efektif. Bahkan saya sendiri tidak
dapat tidur dengan pulas.
Pukul 7.30 kami bersiap berangkat. Sebelumnya kami sarapan di
restoran Melayu yang berada di samping hostel. Kami melanjutkan perjalanan
dengan mobil travel yang kami sewa. Oh ya, perjalanan pusat kota Kinabalu
menuju Kinabalu Park di Ranau kami sewa seharga 250RM. Ya pilihan ini kami
ambil karena kami harus memanfaatkan waktu yang terbatas. Mungkin ketika punya
banyak waktu, grup rombongan yang ingin menuju Ranau bisa menggunakan bus atau
mobil van dari Lapangan merdeka. Perjalanan ditempuh dalam waktu 1,5 jam.
Kondisi jalan pun cukup bagus dan lancar.
Kami sampai Kinabalu park pukul 9.30am. Selanjutnya proses registrasi di reception Sutera Sanctuary Lodges. Sebagai informasi, kami mengambil paket pendakian 2D1N seharga 670RM. Setelah mendapatkan kupon makan dan mengisi kelengkapan informasi, kami menuju reception Sabah park. Mereka adalah pengelola Taman Kinabalu ini. Kami terkejut dengan harga guide yang mencapai 230RM/5guests. Mereka menyebutkan bahwa harga baru ini berlaku sejak dibukanya kembali pendakian sampai pundak pada 1 December 2015.
Approaching Kinabalu Park |
Kami sampai Kinabalu park pukul 9.30am. Selanjutnya proses registrasi di reception Sutera Sanctuary Lodges. Sebagai informasi, kami mengambil paket pendakian 2D1N seharga 670RM. Setelah mendapatkan kupon makan dan mengisi kelengkapan informasi, kami menuju reception Sabah park. Mereka adalah pengelola Taman Kinabalu ini. Kami terkejut dengan harga guide yang mencapai 230RM/5guests. Mereka menyebutkan bahwa harga baru ini berlaku sejak dibukanya kembali pendakian sampai pundak pada 1 December 2015.
Berikut rincian harga untuk Non-Malaysian:
Entrance fee
Kinabalu park: 15RM/orang
Permit : 100RM/orang
Insurance :
7RM/orang
Mountain Guide :
230RM/5orang, dan kami harus menggunakan 2 orang guide kaerna grup kami
berjumlah 7 orang, sehingga total harga adalah 460RM.
registration at Sabah Park Office Kinabalu Park |
Glamping. Glamor Camping. They prepared Lunch Box for climber before hiking time. |
Proses registrasi ini memakan
waktu 1,5 jam. Kami bahkan sempat menyantap paket sarapan yang sudah disiapkan,
dan kami pun haru smenunggu kedatangan 2 orang guide warga setempat.
Akhirnya kami sampai di pintu masuk Timpohon. Setelah briefing dan
berdoa, Kami memulai pendakian pukul 11.30am. Terlalu siang memang. Hal ini
yang mengakibatkan kami baru tiba di laban Rata pukul 6.30pm. Pendakian hari
ini memerlukan waktu 6 jam untuk menempuh jarak 6km. Trek gunung ini banyak
yang terdiri dari trek tangga dengan kemiringan rata-rata 70derajat. Do not under-estimate this track.
Mulai kelelahan |
Bahkan beberapa teman menitipkan carrier nya kepada guide karena kelelahan.
Saya tiba di Laban Rata tepat pukul 6pm. Tempat ini sudah dikelilingi kabut tebal. Memang sejak beberapa ratus meter di bawah, kabut sore mulai menenggelamkan pemandangan di area Laban Rata.
Dingin. Mungkin suhu udara sekitar 7 derajat Celcius.
Sesampainya di
Laban Rata lodge, saya kembali registrasi pada reception. Setelah mendapatkan
kamar, kami langsung menyantap makan malam yang memang sudah berlangsung sejak
pukul 4pm tadi. Kami telat. Begini suasana malam itu.
Laban Rata at 6pm 13 December 2015 |
Kamar kami
terdiri dari 8 beds ya ng bertingkat. Kami bertujuh berada dalam 1 kamar dan
ditambah 1 orang traveler wanita dari London-Inggris. Berkenalan sebentar, saya
tau namanya adalah Simoine. (semacam Harmoine-Harry Potter.)
Setelah bebersih
dan solat, saya bersiap untuk istirahat. Lelah sekali malam itu. Saya tidak
tidur lbih dari 24 jam.
Our room. 8 Beds Dormitory. |
Senin, 14 December 2015.
Pukul 01.30am,
kami sudah bangun dan segera berkemas untuk summit attack. Tepat pukul 2am,
kami sarapan pada restoran di bawah. Semua pendaki sudah berkumpul, sarapan,
dan bersiap mendaki ke puncak. Alhamdulillah langit sangat cerah. Bintang
bertebaran dan garis kabut Milkyway pun terlihat disisi Timur. Sayang badan
saya terlalu lelah sehingga rencana untuk star-gazing dan memfoto hujan meteor
Geminid menjadi terlewatkan. Saya hanya bisa menikmati hujan meteor tersebut
hanya dengan mata telanjang.
02.30, setelah
briefing beberapa saat, kami mulai pendakian ke puncak. Tangga-tangga-dan
tangga. Seharusnya tangga menjadikan perjalanan ini lebih mudah. Tetapi
ternyata tidak. Hampir tidak ada area mendatar di gunung ini. Tangga menjadikan
pendakian lebih berat ketika saatnya turun. You
will know someday.
Kami (saya) tiba
di check-point Sayat-Sayat sekitar pukul 4am. Ya, masih dalam target waktu yang ditetapkan
oleh pengelola. Aneh memang, pengelola gunung ini memberikan target waktu untuk
mencapai pos ini yaitu maksimal pukul 5am. Pendaki yang tidak bisa mencapai pos
pada jam tersebut, tidak diperbolehkan melanjutkan pendakian sampai puncak.
Pendapat saya,
hal ini berkaitan dengan penginapan di Laban Rata. Ya, kita bisa membayangkan,
apabila pendaki tidak bisa mencapai pos tersebut pukul 5am, maka dia sudah
hampir pasti tidak bisa mencapai puncak pada pukul 7am. Hal ini akan berakibat
pada tidak bisa kembali sampai Laban Rata pada maksimal pukul 10.30am. For your
info, batas waktu check-out di Laban Rata adalah pukul 10.30am. Semua jadwal
ini terkait dengan ketersediaan penginapan dan bed di lodge tersebut. Ada sisi
positif dan negatifnya. But, business is
a business and they manage this well.
Saya tiba di puncak tepat pukul 6am. Sejenak sebelum matahari muncul dari ufuk Timur. Tetapi saya kehilangan momen golden sky yaitu ketika cahaya kemerahan muncul sejak pukul 5.30am. Kelima sisa anggota kami sampai 20 menit kemudian. Alhamdulillah, cuaca cerah dan mennyaksikan matahari terbit dari horizon menjadikan pagi itu begitu sempurna. Kami berfoto-foto sejenak.
Saya tiba di puncak tepat pukul 6am. Sejenak sebelum matahari muncul dari ufuk Timur. Tetapi saya kehilangan momen golden sky yaitu ketika cahaya kemerahan muncul sejak pukul 5.30am. Kelima sisa anggota kami sampai 20 menit kemudian. Alhamdulillah, cuaca cerah dan mennyaksikan matahari terbit dari horizon menjadikan pagi itu begitu sempurna. Kami berfoto-foto sejenak.
Panorama on East and South |
our group consist of seven Indonesian. |
Tangga ini adalah tangga baru setelah gempa yang berkekuatan 6 Skala Richter pada Juni 2015. |
08.45am
Saya kembali
tiba di Laban Rata Lodge dan bersiap sarapan pagi. Beberapa pendaki sudah
banyak yang check-out untuk meneruskan perjalanan pulang. Seluruh grup kami
kembali ketika jam menunjukkan pukul 09.15am. Pukul 10.15am
kami check-out dan bersiap turun.
entrance of Laban Rata Lodge |
Good bye Mount Kinabalu. Thank you for the adventure. |
As usual, saya
melakukan perjalanan turun sendirian. Lutfi berada jauh di depan. Sementara
Yusuf, Adit, dan Nurrul di belakang saya setelah sebelumnya kami berjalan
bersama. Tetapi mereka tidak membawa carrier karena sudah ditititpkan untuk
dibawakan guide. Mbak Mala dan Mbak Sita berada lebih belakang lagi. Sekitar pukul
3pm, kami sudah berkumpul kembali di pintu Timpohon. Driver kami sudah siap
mengantarkan ke Kinabalu Park untuk melakukan makan sore terakhir sebagai
makanan penutup paket hiking dari Sutera Sanctuary Lodges.
This is also one
of the reason why we decide to hire travel-van-car. You can imagine if we need
to find a bus to take us back to Kota Kinabalu or to find hostel in Ranau Area.
To be continued…
Komentar
info dong untuk booking via sutera sanctuary gimana cara nya ? tks
silakan ya.
reservations@suterasanctuarylodges.com.my
Makasih yaa Mas Gilang...
Akhir Nov ini mau berangkat neeh.
pas sore-malam sangat dingin. tapi kayaknya gak sampe minus. mungkin karena malam itu badan panas dan keringetan abis mendaki. tapi menjelang jam 1 malam, tidurnya sudah bisa gak pake selimut.
good luck ya.
semoga lancar.