Ini cerita Prekuel
ke 2 dari http://insangku.blogspot.com/2015/05/my-most-earliest-and-clearest-sunrise.html
dan cerita lanjutan dari http://insangku.blogspot.com/2015/06/red-island-beach-p-alias-pantai-pulau.html
Perjalanan dari Pantai
Pulau Merah menuju Ijen akan melewati kota Banyuwangi. Nanti ada belokan di kiri dan terus naik sampai Desa Paltuding. Ternyata eh ternyata, tempat pos parkir di gunung ijen itu
lumayan jauh. Target sampe sana ketika matahari terbenam akhirnya tidak tercapai. Kami
sampai di Desa Paltuding sekitar jam 6.30. Mataharinya pun sudah terbenam.
Tinggal sisa cahaya merah di langit. Jalannya seperti ke gunung tangkuban perahu.
Aspal dan berkelok. Lumayan bagus kok.
Mungkin seharusnya,
seperti para pengunjung lain menginap di kota banyuwangi atau sekitaran jalan
yang menuju Ijen. Tapi karena kami kurang info dan menurut info teman kami yang
lain, dia bilang bahwa di tempat parkir ijen/ Desa paltuding tersedia
penginapan. Itu salah banget. Jangan bayangkan ada semacam hostel per kamar dan
ada tempat tidurnya. Tidak. Kebanyakan tempat menginap adalah berupa ruang
terbuka seperti kelas sekolah gitu. Tidak ada tempat tidurnya. Apabila ada grup
yang menyewa dan bisa muat sampai 30 orang, mereka bisa tiduran di lantai,
gelar tiker atau karpet tipis alias ngampar.
Kalaupun mau, bawalah matras dan sleeping bag ataupun alas lain yang bisa
melindungi punggung dan badan kita dari lantai yang super dingin.
Untuk
alternative, pengunjung bisa menginap di kawasan jalan menuju Ijen yang banyak
homestay ataupun hostel. Nanti jam 12 tengah malam, pengunjung bisa naik ke
atas gunung dengan kendaraan. Lumayan gelap tidak ada lampu. Tetapi ketika
pengunjung ramai, itu jalan akan ramai juga dengan lalu lalang mobil travel.
Sedangkan
kamiiiiii…..
Sampai di
parkiran gunung Ijen Desa Paltuding, kami mulai hunting kamar yang kami
bayangkan akan seperti hostel. Karena masih magrib dan masih sepi, ternyata ada
1 kamar yang seperti itu. 1 tempat tidur kecil, dengan kamar yang relatif
berdebu karena jarang dipakai. Akhirnya kami ambil kamar tersebut dengan harga
Rp. 150.000/malam. Selanjutnya, kami cari tempat makan. Beberapa warung
menyediakan nasi goring. Selama menunggu, saya hunting foto bintang dan galaxy
bimasakti (our Milkyway). Karena malam itu, saya merasa bintang-bintang di sana
begitu terang dengan langit yang tanpa awan.
Liat deh foto-fotonya..
|
spoiler. Suasana warung di Desa Paltuding tempat parkir Ijen. |
kata salah satu teman saya, rumah ini mirip rumah Ipin dan Upin. Kak Roosss....!!
|
Akhirnya berhasil memfoto our Milkyway, Bimasaktiii... |
|
Bintangnya sangat cerah dengan langit bersih. |
Sekitaran jam
10, saya masuk kamar. Kamar ini diisi 5 orang. Saya pun tidur di lantai dengan
alas tipis. 1 jam kemudian terbangun dengan menggigil, lantai tersebut sangat
dingin. Akhirnya saya pindah ke mobil travel kami. Tetep super dingin. Yasudah
hanya bisa duduk istirahat aja tanpa tertidur. Sekitaran jam 12
tengah malam, para pengunjung mulai berdatangan dengan mobil travelnya. Suasana
di tempat parkiran tersebut semakin ramai. Dan saya tetap Gak bisa tiduurr L.
Ok. Kami pun
bersiap berangkat menuju kawah Ijen. Jalur trekingnya lumayan lebar. Sebenernya
mungkin jalan sendiri juga bisa :D karena pengunjungnya ramai. Mmhh, ya mungkin
karena gunung ini memang ditujukan buat pendaki pemula dan untuk wisata.
Saya pun
berjalan sendiri setelah beberapa teman lain mempersilakan saya untuk tidak
perlu menunggu mereka. Syip. They were
safe to walk with our guide. Tujuan saya langsung menuju kawah untuk
mengejar si Api Biru. Pengunjung lumayan padat, ya untuk turun kawah juga
sempat mengantri.
Sampai di kawah,suasananya seperti ini, *ini semua foto sayahhh...
|
Skala manusia dengan pusat kawah Ijen. |
Mmhh, nyesel gak
punya foto api biru yang lebih bagus karena gak bawa tripod. Pesanku: rajin-rajin
liat web dan referensi foto-foto si api biru. Konon katanya, si Api Biru ini hanya ada dua tempat di Bumi. Lupa satu lagi itu ada dimana. Pokoknya negara bagian Utara Bumi.
Puas berada di
kawah, (dan subuhan sambil berdiri) saya pun kembali naik. Jam menunjukkan
pukul 04.30am. Saatnya mengejar matahari terbit!!
Sampai di punggungan bukit
yang anginnya sangat kencang, saya lari menuju ke tempat yang saya pikir itu
puncak Gunung Ijen. Dan menunggu mataari terbit di sana. Ternyata di atas
sudah banyak orang. Kebanyakan sih bule.
Mungkin pengunjung lain jarang yang mau naik ke atas sini. Selama matahari
terbit, saya mengamati gunung Baluran (kayaknya sih bener deh itu Baluran).
Mulailah acara selfie. Kira-kira suasananya seperti ini.
|
Sekitar pukul 05.00 |
|
Sepertinya itu Gunung dan Taman nasional Baluran di kejauhan. |
|
spoiler, difotoin orang. |
Foto kawah Ijen dari atas itu bagus loh. Apalagi ketika matahari terbit. Bersyukur waktu itu diberikan langit cerah.
|
ini yang fotoin saya. |
|
Selamat pagiiii duniaa...!!! |
|
Me and the mountain. |
|
Salam dari sepatuku. |
|
Enjoying the crater |
|
the crater with the turquoise |
|
The crater 2 |
Setelah puas, saya pun turun. kalau kamu yang suka foto manusia dan kegiatannya, banyak objek menarik untuk difoto, yaitu para penambang belerang dengan berbagai kisahnya. Nanti di tengah jalan, ada tempat penimbangan belereang hasil ari para penambang. Bagus buat diceritain.
Boleh sih mampir ke blog temenku ini. Dia mah ceritanya seriusan. dah saya mah apa atuh.
http://wibowowibisono.com/blog/49-ijen-crater-a-story-to-tell
|
Tau gak berapa berat beban di pundaknya? Kadang sampai 90kg. |
|
Salah satu jalur treking yang cock buat pendaki pemula. |
Sampai di tempat parkiran, kami langsung mencari sarapan.
Daaann,, mandi bebersih biar seger. Setelah selesai semua, kami pun berkemas
dan kembali menuju Banyuwangi. Baluran kami datanggg..!!!
Komentar