"Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku tentang Aku"
"Anaa ‘inda zhanni ‘abdi bih, wa Ana ma’aka idza da’awtani. “Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku tentang Aku. Dan aku bersamamu jika memohon kepada-Ku.”
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/10/16/23508/menyikapi-hikmah-di-balik-jawaban-allah-atas-setiap-doa-dan-ikhtiar-hamba-nya-2/#ixzz3LSbposeS
Saya sendiri masih mencoba mencari benang merah dengan konsep lainnya. Saya sebut "konsep persiapan"- sedia payung sebelum hujan-.
Beberapa pemikiran saya adalah sebagai berikut:
1. Kalau mengikuti hadits tersebut, ketika kita meminta pertolongan Tuhan terhadap sesuatu. maka kita diperbolehkan tidak membawa persiapan.
Misal, ketika kita minta Tuhan bahwa hari ini jangan diturunkan hujan. Maka kita boleh tidak membawa payung. karena kita sangat yakin bahwa Tuhan akan sesuai dengan permintaan kita.
2. Bagaimana seandainya apabila permintaan kita tidak dikabulkan pada saat tersebut?
3. Haruskah menunggu lebih lama? bagaimana ketika momentumnya sudah lewat?
4. Apakah karena hal tersebut, kita boleh menjadi tidak yakin terhadap do'a yang kita utarakan kepada Tuhan?
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/10/16/23508/menyikapi-hikmah-di-balik-jawaban-allah-atas-setiap-doa-dan-ikhtiar-hamba-nya-2/#ixzz3LSbposeS
Saya sendiri masih mencoba mencari benang merah dengan konsep lainnya. Saya sebut "konsep persiapan"- sedia payung sebelum hujan-.
Beberapa pemikiran saya adalah sebagai berikut:
1. Kalau mengikuti hadits tersebut, ketika kita meminta pertolongan Tuhan terhadap sesuatu. maka kita diperbolehkan tidak membawa persiapan.
Misal, ketika kita minta Tuhan bahwa hari ini jangan diturunkan hujan. Maka kita boleh tidak membawa payung. karena kita sangat yakin bahwa Tuhan akan sesuai dengan permintaan kita.
2. Bagaimana seandainya apabila permintaan kita tidak dikabulkan pada saat tersebut?
3. Haruskah menunggu lebih lama? bagaimana ketika momentumnya sudah lewat?
4. Apakah karena hal tersebut, kita boleh menjadi tidak yakin terhadap do'a yang kita utarakan kepada Tuhan?
Komentar