Taman Obat dan Aromaterapi, Kebun Raya Bogor

Sejak Akhir Tahun 2019, seluruh Kebun Raya di Indonesia re-branding kawasan mereka. Media sosial kebun raya mulai dikelola dengan baik dan pengelola juga mulai mengadakan acara-acara yang bisa mendatangkan pengunjung lebih banyak. Ada banyak Kebun Raya di Indonesia seperti dijelaskan di blog ini: Daftar Kebun Raya di Indonesia, tetapi saat ini Pengelola Kebun Raya mencoba meningkatkan aktivitas di empat kebun raya yang besar, yaitu: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Bali. Setidaknya demikian yang saya pahami.

Di dalam Kebun Raya Bogor, ada beberapa bagian taman. Salah satunya adalah Taman Obat. Letaknya di dekat Griya Anggrek dan satu lokasi dengan Orchidarium. Taman Obat ini memiliki luas sekitar 8.000 m2. Kondisi sekarang ini, terlihat bahwa Taman Obat kurang terawat. Ada dua pintu masuk di sebelah Timur dan di sebelah Utara, tetapi keduanya tertutup. Akses masuk saat ini hanya dari pintu masuk Orchidarium yang terletak di sebelah Gedung Herbarium. Pengunjung yang berkunjung ke Taman Obat akan menggunakan area parkir Orchidarium.  

Kondisi jalan setapak di dalam Taman Obat juga kurang terawat. Jalan setapak yang tersusun dari paving block pada beberapa bagian mulai rusak, lepas dari susunannya, dan sebagian besar lainnya mulai ditumbuhi lumut. Kondisi yang wajar karena hampir seluruh jalan setapak tertutup rindangnya pepohonan dan sedikitnya sinar matahari yang bisa masuk menyinari jalan setapak tersebut. Jalan setapak hampir mengelilingi seluruh area Taman Obat & Orchidarium. Tetapi ada beberapa bagian yang terletak di bawah pohon durian. Ada perasaan khawaitr tertiban Buah Durian yang jatuh dari pohon ketika kita melewati bagian tersebut. Beberapa bagian jalan setapak juga rusak akibat terjangan akar pohon di dekatnya. Kondisi ini mengarahkan desain baru untuk memperbaiki dan/atau menyusun ulang jalur jalan setapaknya agar Taman Obat lebih mudah diakses pengunjung.

Di tengah taman, terdapat gazebo kecil yang kurang terawat. Mungkin karena kurangnya aktivitas di taman ini. Gazebo ini dapat dipertahankan dengan beberapa perbaikan kecil. Pengelola nantinya dapat memanfaatkan gazebo ini sebagai misalnya: jamu bar dan acara workshop yang diadakan pengelola. Designer mengusulkan adanya penambahan amphitheater di dekat gazebo ini. Nantinya, designer membayangkan acara-acara pertunjukkan dan workshop terpusat di tempat ini yang posisinya juga tepat berada di tengah Taman Obat.

Kondisi Area Koleksi (semacam: showcase) Taman Obat juga kurang terawat. Beberapa bagian ditumbuhi gulma dan rumput liar. Papan petunjuk mengenai jenis tumbuhan di dalam area koleksi tersebut juga sebagian rusak, kotor tertutup tanah, dan berkarat. Berdasarkan catatan saya, ada empat titik area koleksi untuk menjelaskan tumbuhan obat yang ada di sini. Bentuk area koleksi berbentuk lingkaran besar yang dibatasi oleh conblok yang berisi tanaman-tanaman yang tertanam di tanah langsung. Sebagian area koleksi juga dilengkapi dengan jalan setapak dari batu lancip yang juga berfungsi sebagai titik pijat/refleksi telapak kaki pengunjung.

Ketersediaan papan petunjuk (signage) juga dirasakan kurang memadai. Pengunjung yang masuk dari pintu Orchidarium harus mencari sendiri lokasi Area Koleksi tersebut. Batas antara Orchidarium dan Taman Obat tidak terlalu terlihat dan tidak terasa. Bagi pengunjung yang datang pertama kali, pasti akan diliputi kebingungan harus ke mana.
Di masa yang akan datang, designer/ perencana lansekap mengusulkan beberapa fitur tambahan pada area koleksi agar dapat lebih menarik perhatian pengunjung. Perlu adanya tambahan dan/atau perbaikan bangunan tiket masuk di masa depan sekaligus tempat untuk para pengelola taman. Area parkir dan pintu masuk juga perlu diperbaiki agar taman ini dapat lebih terlihat oleh para pengunjung. Usulan lainnya ialah perbaikan dua kolam air yang saat ini tidak terawat dengan baik. Pengelola dinilai  perlu menambahkan toilet untuk pengunjung. Sebetulnya, penambahan toilet ini bisa menggunakan bangunan yang ada saat ini. Area belakang bangunan tersebut dapat dialih-fungsikan sebagai toilet dan ruang persiapan. Halaman belakangnya dapat digunakan sebagai café yang aktif siang hingga petang hari. Selain itu, pengelola perlu menambahkan lampu-lampu penerangan luar ruang untuk memberikan suasana sore & malam yang lebih baik bagi para pengunjung. Penambahan outdoor lighting ditujukan agar jam buka kawasan ini bisa lebih lama,  misalnya jam buka dari pukul 06.00 – 19.00. Jam buka lebih lama tersebut akan diarahkan kepada komunitas di masyarakat. Misalnya komunitas lari yang mulai aktifitas pada jam 5.30 pagi dan setelah pukul 17.30 sore.


Tema Khusus diusulkan untuk Revitalisasi Taman obat ini, yaitu “The Secret of Magnificent 5” atau kalau diartikan kira-kira adalah “5 Rahasia & Khasiat Tanaman Obat Indonesia”. Di masa depan, tematik ini diharapkan dapat menjadi marketing gimmick agar kawasan ini mempunyai cerita dan membuat pengunjung lebih tertarik datang. Kelima Tema tersebut ialah:
1.     Jiwa, pada Zona-1. Tanaman Obat yang ada di zona ini memiliki khasiat dapat membuat jiwa kita rileks/relaxing soul.  
2.   Sukma, pada Zona-2. Tanaman obat yang ada di zona ini memiliki khasiat dapat  membuat sukma rileks dan penyembuhan secara batin (relaxing heart and magical healing).
3.  Raga, pada Zona-3. Tanaman obat yang ada di zona ini memiliki khasiat dapat membuat raga/badan kita rileks dan sembuh (relaxing body),
4.     Rasa, pada Zona-4. Tanaman obat yang ada di zona ini memiliki khasiat pengobatan melalui media mulut & lidah serta dapat berfungsi sebagai penambah rasa makanan  (fresh and tasty), dan 
5.    Aura, pada Zona-5. Tanaman obat yang ada di zona ini memiliki khasiat menambah pesona kecantikan dan aromaterapi (beauty and aromatherapy).


Konsep desain Taman Obat

Konsep desain area pintu masuk dan parkir Taman Obat & Orchidarium

Konsep desain area Taman Obat dan Amphiteater

Konsep desain area pintu masuk dan parkir
Konsep desain area pintu masuk dan parkir


Konsep desain area pintu masuk dan parkir

Perencana mendesain dan akan mengaplikasikan tema-tema tersebut ke dalam pengembangan Area Koleksi Taman Obat, sehingga masing-masing Area Koleksi memiliki cerita dan bentukan arsitektur tertentu. Beberapa desain lansekap yang diusulkan sebagai berikut:

Pada Zona-1 Jiwa, desain lansekap berupa dua jalur koridor menurun. Koridor-1 berupa anak tangga dan koridor-2 berupa jalur landai (ramp). Di antara koridor tersebut terdapat kotak-kotak tanah yang dapat diisi tanaman. Di bagian atasnya diusulkan pergola hijau yang berbentuk setengah lingkaran. Nantinya, jenis tanaman obat yang ada adalah tanaman jenis merambat seperti Pohon Hujan Emas dan Binahong Merah. Pengunjung dapat menikmati Area Koleksi ini seperti berada di bawah koridor panjang dengan naungan tanaman hijau. 

Tanaman obat di zona ini antara lain: Pohon Hujan Emas, Binahong Merah, Bunga English Ivy, Melati Belanda, Cincau, Brotowali, Pohon Ceguk, Kembang Turi, dan tanaman hias menjuntai.


Area Koleksi Zona-1 JIWA

Area Koleksi Zona-1 JIWA

Pada Zona-2, desain lansekap area koleksi berupa labirin hijau. Tanaman obat dengan jenis rumpun dan/atau berdiri berjajar bisa ditanam dan dipadukan dalam labirin ini seperti tanaman Peppermint dan Sereh Wangi. Pengunjung dapat menikmati Area Koleksi ini seperti berada di antara labirin hijau yang panjang dan berkelok. Tanaman obat di zona ini antara lain: Peppermint, Kapulaga, Jahe, Kumis Kucing, Bunga Kenop, Seledri, Alang-Alang, Dringo, Lavender, Sedap Malam,  Sereh Wangi, dan Bamboo Orchid. 

Area Koleksi Zona-2 SUKMA

Area Koleksi Zona-2 SUKMA

Pada Zona-3, desain lansekap area koleksi berupa lima kepompong besar yang di dalamnya menjadi pot-pot tanaman obat sekaligus tempat pengunv bjung untuk duduk dan beristirahat. Di tengah kumpulan kepompong ini juga dapat ditanami tanaman obat yang perlu sinar matahari lebih banyak disbanding dengan tanaman di dalam kepompong.  
Tanaman obat di zona ini antara lain: Jintan Hitam (Habbatussauda), Kemuning, Bunga Kenop, Lidah Buaya, Bunga Desember, Cocor Bebek, Culantro, Daun Inggu, Daun Syaraf, Kaca Piring, dan Anggrek. 

Area Koleksi Zona-3 AURA

Area Koleksi Zona-3 AURA

Pada Zona-4, desain lansekap area koleksi berupa tiga lapisan gundukan tanah yang dapat digunakan sebagai area tanam. Gundukan tanah ini membentuk jalur landai organic dengan ketinggian naik-turun antara ketinggian 10cm – 80cm. Pengunjung dapat menikmati dan mengamati tanaman di area koleksi tanpa harus berjongkok.
Tanaman obat di zona ini antara lain: Kunyit, Kencur, Buah Maja, Landep, Antanan Besar, dan Bunga Kancing.

Area Koleksi Zona-4 RAGA

Area Koleksi Zona-4 RAGA

Pada Zona-5, desain lansekap area koleksi ini berupa kolam air dengan empat wadah besar yang berisi tanaman obat. Wadah besar dan tanaman ini seolah mengalirkan air ke dalam kolam di bawahnya.
Tanaman obat di zona ini antara lain: Delima Putih, Tomat, Jeruk Nipis, Bunga Lilin, Paprika, Cabe, Terong Ungu, Anggur, Daun Sirih, Pohon Apu-Apu, dan Teratai yang bisa ditanam di kolam.

Area Koleksi Zona-5 RASA

Area Koleksi Zona-5 RASA

Selain desain Area Koleksi di atas, perencana juga mengusulkan fasilitas di dalam taman seperti amphitheater. Tempat ini nantinya diletakkan di dekat gazebo saat ini. Pengelola dapat menggunakan amphitheater sebagai perluasan tempat kumpul ketika ada acara/workshop. Penerangan area luar juga perlu ditambahkan. Penerangan ini dapat menggunakan outdoor light furniture atau lampu-lampu luar yang dipadukan dan berbentuk sebagai furnitur.

Amphiteater dan Light Furniture

Penerangan luar ruang akan memberikan kesan hangat, bersahabat, dan mewah. Harapannya, pengunjung akan dapat menghabiskan waktu lebih lama ketika berada di Taman Obat ini.  Dengan penerangan yang baik, suasana sore dan petang hari akan dirasakan lebih mengundang pengunjung dan masyarakat sekitar.

Demikian beberapa usulan dalam program Revitalisasi Taman Obat Kebun Raya Bogor.

Komentar

Postingan Populer