Perbandingan Biaya Perjalanan ke Kantor dengan Menggunakan Motor dan MRT
Ringo sangat terpacu dengan kata-kata efektif dan efisien. Dia selalu menghitung biaya moda transportasi berbanding waktu yang ditempuh perjalanan menuju/dari tempat kerja. Sehari-hari, Ringo selalu ke kantor naik motor. Tentunya karena lebih cepat dan lebih murah. Dia tidak suka naik angkutan umum karena tidak adanya jam/waktu tetap dan kemacetan hampir di seluruh ruas jalan Jakarta. Belum lagi pertimbangan soal antrian yang panjang di terminal bus Trans Jakarta saat jam sibuk. Motor menjadi andalan untuk menuju tempat kerja selama 16 tahun terakhir ini.
Ketika MRT Jakarta mulai beroperasi, Ringo punya pilihan lain. Moda transportasi baru ini sangat tepat waktu, bebas macet, dan bebas antrian masuk. apalagi rute MRT melewati depan kantornya. Bahkan, salah satu pintu stasiun MRT berada tepat di pintu masuk gedung kantor. Awal Maret 2019 kemarin, pemprov DKI mulai mengumumkan tarif perjalanan dengan MRT. Sejak itu, Ringo mencoba membandingkan biaya perjalanan ke kantor dengan menggunakan motor berbanding menggunakan MRT ini.
Berikut perbandingan biaya dan ongkos transport menuju kantor. Studi kasusnya adalah bahwa tempat tinggal Ringgo terletak di daerah Gandul, Depok. Sedangkan kantornya berada di kawasan Jalan Sudirman. Jarak rumah dan kantor sekitar 18 km. Stasiun MRT terdekat dari rumahnya adalah Stasiun Fatmawati. Jarak dari rumah dan stasiun MRT Fatmawati adalah 5 km. Ringo tetap menggunakan motor sampai stasiun terdekat. Kebetulan ada tempat parkir motor dan mobil di samping stasiun tersebut.
Ongkos MRT dari Fatmawati menuju kantor di sisi Jalan Jenderal Sudirman adalah Rp. 11.000 per trip. Sehingga Ringo menghabiskan Rp. 22.000 setiap hari untuk ongkos pergi-pulang. Parkir motor di lahan masyarakat di samping Stasiun Fatmawati seharga Rp. 5.000 per hari. Sedangkan biaya parkir motor di kantor Ringo seharga Rp. 300.000 per bulan. Kalau dirinci lebih lanjut, biaya parkir motor di kantor Ringo per hari adalah sejumlah Rp. 13.636. Dengan asumsi bahwa hari efektif kerja dalam 1 bulan adalah selama 22 hari.
Untuk biaya servis dan penyusutan motor, Ringo menggunakan asumsi berikut. Ringo biasanya melakukan servis motor di bengkel resmi setiap 2 bulan sekali seharga Rp. 300.000. Biaya tersebut dibagi 46 hari (asumsi hari kerja per bulannya selama 23 hari kerja) sehingga didapatkan biaya penyusutan dan biaya servis motor per harinya adalah Rp. 6.522,-. Biaya ini setara dengan biaya penyusutan motor ketika motor menempuh jarak 36km per harinya. Kalau Ringo menggunakan MRT, jarak motor yang ditempuh ringgo sekitar 10km/hari. Angka ini berarti 1/3.6 dibanding menggunakan motor ke kantor. Sehingga biaya penyusutan dan biaya servis motor per harinya adalah Rp. 1.812,-.
Waktu yang diperlukan Ringo dari rumah untuk menuju kantor dengan MRT adalah sekitar 50 menit,. Rincian sebagai berikut:
1. Keluar dari pagar rumah sampai dengan tempat parkir motor warga sekitar 15 menit.
2. Merapikan perlengkapan nyetir motor seperti helm, jaket, bayar parkir, dan berjalan sampai ke peron MRT sekitar 5 menit.
3. Menunggu MRT datang sekitar 1-2 menit.
4. Perjalanan dalam MRT dari Stasiun Fatmawati sampai stasiun di dekat kantor sekitar 21 menit.
5. Berjalan keluar gerbong MRT sampai lobby lift sekitar 5 menit.
Sedangkan, waktu yang diperlukan Ringo dari rumah menuju kantor dengan menggunakan motor adalah sekitar 70 menit dengan rincian sebagai berikut:
1. Keluar dari pagar rumah sampai dengan tempat parkir motor kawasan kantor sekitar 60 menit.
2. Antrian membayar parkir dan merapikan perlengkapan nyetir sekitar 5 menit.
3. Berjalan dari tempat parkir menuju lobby lift sekitar 5 menit.
Dari perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa menggunakan motor lebih murah sekitar Rp. 4.000 per harinya. Tetapi dengan motor, waktu yang diperlukan lebih lama 20 menit. Perbandingan di atas juga belum mempertimbangkan rasa lelah dan usaha ketika selama di perjalanan mengemudi motor. Dengan perbandingan di atas, akhirnya Ringo memutuskan untuk menggunakan MRT sehari-hari. Faktor waktu yang lebih cepat, lebih tepat waktu, dan faktor kebugaran tubuh menjadi pertimbangan utama.
Status Ringo ketika pertama kali mencoba MRT berbayar. |
Komentar