Lima Kebiasaan Yang Dapat Membuat Pendakian Gunung menjadi Lebih Efisien

Tau gak sih, kalau lima hal ini bisa membuat pendakian gunung kita menjadi lebih efisien dan mungkin membuat pendakian lebih cepat. Tulisan ini berdasarkan pengalaman dari pemilik blog ketika mendaki beberapa gunung tertinggi di Indonesia dan Malaysia. Gunung-gunung tersebut adalah Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh di Provinsi Jambi Pulau Sumatera, Gunung Semeru, Gunung Papandayan, Gunung Burangrang di Pulau Jawa, Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Gunung Binaiya di Pulau Seram Provinsi Maluku, Gunung Latimojong di Pulau Sulawesi dan Gunung Kinabalu di Sabah Malaysia Timur.



Sebagai pegawai, kita tidak memiliki banyak waktu luang untuk mendaki. Seringkali waktu liburan dibatasi dengan sisa cuti. Oleh karena itu, penulis sangat mengusahakan waktu yang efisien dan sesuai dengan jadwal perjalanan / itinerary yang sudah direncanakan sebelumnya.

Berikut lima hal yang bisa dibuat lebih efisien ketika mendaki gunung.

1. Air Minum

Bawalah air minum dalam botol sebanyak minimal 1,5 liter. Biasanya pendakian hari pertama yang akan menghabiskan waktu sekitar 7-8 jam akan membutuhkan air minum sekitar 1,5 liter. Kita harus membawanya sendiri loh. Jangan dititipkan ke porter, guide, ataupun teman baikmu. Berdasarkan pengalaman, kita tidak bisa mengandalkan porter untuk membawakan minum keperluan kita. Sebagian besar porter seringkali berjalan cepat. Terlebih mereka membawa beban bawaan yang cukup berat yaitu sekitar 15 kg. Jadi para porter akan berjalan lebih awal sampai tempat tujuan agar bisa  segera melepaskan beban bawaan yang mereka tanggung. Kalau jalur pendakian banyak terdapat sungai/sumber mata air, kita bisa mengisi cadangan air minum selama perjalanan. 

2. Makan Siang

Berdasarkan pengalaman, sebaiknya kita bisa membawa makan siang siap santap ketika hari pertama pendakian. Hal ini dapat menghemat waktu pendakianmu. Begini, hari pertama pendakian, kita bisa menyiapkan makan siang dari rumah ataupun basecamp. Kita bisa menyiapkan nasi bungkus ataupun nasi dan lauk di dalam tempat makan. Keuntungan yang didapat ialah kita tidak perlu membuka dan menggunakan kompor untuk memasak makan siang. Proses menggunakan kompor, memasak makanan, menikmati makan siang, dan merapikan kompor kembali seperti semua, paling sedikit membutuhkan waktu satu 1,5 jam. Bayangkan kalau kita membawa makan siang yang siap santap. Waktu yang dibutuhkan sekitar 30 menit saja. Kita bisa menghemat waktu satu jam agar lebih cepat sampai tempat bermalam dan camping.

Kami melakukan hal ini ketika mendaki Gunung Kerinci tahun 2015 lalu. Kami membawa makan siang nasi bungkus dari basecamp di Kayu Aro. Dan tau gak, kami sampai di Pos-3 ketika waktu menunjukkan pukul 15.30 sore hari. Senangnya saat itu karena kami masih bisa menikmati matahari sore di tempat tinggi dengan pemandangan yang indah.

Pendakian Hari-1 Tiba Pada Pukul 15.30

Beda halnya ketika kami melakukan pendakian di Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan, ketika makan siang kami siapkan dengan memasak. Menurut perhitungan saya, kami menghabiskan waktu 1,5-2 jam. Dan  tau gak, kami tidak bisa mencapai target pendakian pada hari itu. Kami hanya bisa mencapai pos-4 dan itupun sudah malam. 

senyaman apapun tempat istirahat dan makan siang, lebih cepat kalau kita bisa membawa makan siang dari basecamp.
Pos-2 Gunung Latomojong lengkap dengan sungai yang mengalir.


3.Cara Berjalan

Ketika mulai pendakian, berjalanlah dengan perlahan. Tidak perlu tergesa-gesa. Tidak perlu takut tersesat ataupun salah jalur. Karena ketika pendakian awal, biasanya jalurnya masih besar dan terlihat jelas. Kalau temen-temen kelompokmu berjalan cepat, biarkan saja. Nanti juga kita bisa menyusul kalau mereka lelah. Anggaplah pendakian gunung seperti berolahraga. Jadi ada fase pemanasan, fase inti, dan ada fase pendinginan.

Ketika pendakian Gunung Rinjani, penulis merasakan rasa sakit seperti tenggorokan terbakar. Karena pada saat mulai mendaki, semua teman dalam grup tersebut berjalan dengan cepat sehingga cepat haus dan cepat lelah. Mungkin tubuh belum beradaptasi dengan lingkungan. Untuk menghindari kejadian demikian, lakukan pemanasan dan peregangan terutama pada bagian kaki sebelum mulai mendaki. Hal itu bisa mengurangi resiko cedera seperti otot pegal, kram kaki, maupun terkilir. Dan sekali lagi, berjalanlan dengan perlahan dan ritme yang tetap. Jaga setiap langkah kita supaya tidak terlalu panjang. Kalau bertemu dengan jalur menanjak, cobalah melangkah kecil dan stabil. Mengambil langkah-langkah yang panjang pada jalur menanjak akan membuat kita cepat pegal. Kalau kita bisa menjaga ritme langkah, niscaya kita bisa kuat dan berjalan menanjak stabil. Kita bisa beristirahat sebentar untuk minum. Misalnya mengambil waktu istirahat maksimal 5 menit. Lalu kita bisa melanjutkan perjalanan. Sebaiknya pendakian gunung tidak banyak beristirahat karena akan membuat pendakian tidak efisien. 

4. Waktu Untuk Memulai Pendakian.


Mulailah pendakian pada pagi hari. Alasannya adalah bahwa kita bisa mempersiapkan pendakian dengan lebih baik. Misalnya, kita bisa beristirahat dan tidur baik pada malam sebelum pendakian dan kita bisa membeli keperluan pendakian yang masih kurang. Kita juga bisa memisahkan pakaian kotor yang sudah tidak dipakai ataupun pakaian bersih yang akan dipakai ketika pulang ke kota asal, sehingga tidak perlu dibawa selama pendakian. Kita juga bisa menyusun ulang barang dan peralatan yang kita bawa di dalam tas. 

Memulai pendakian Gunung Latimojong di pagi hari.

Memulai pendakian Gunung Binaiya di pagi hari. 

Memulai pendakian Gunung Kerinci di pagi hari.


Berangkat mendaki pada pagi hari membuat kita bisa bisa seminimal mungkin menggunakan tenda. Beberapa gunung tertinggi seperti Gunung Kerinci, Gunung Latimojong, Gunung Kinabalu Malaysia, dan Gunung Rinjani (Jalur Aik Berik) bisa didaki dalam waktu 2 hari 1 malam. Ketika mendaki pagi hari, kita bisa mencapai tempat camping ataupun pos tertinggi untuk bermalam menginap di gunung dalam satu malam saja. Jadi kita tidak perlu buka-tutup tenda untuk bermalam dan berpindah tempat menginap. Hal ini akan sangat berguna bagi para pendaki yang waktunya terbatas. Kecuali kalau kita punya waktu libur lebih dan/ataupun kita memang ingin menikmati beberapa tempat bermalam yang eksotis seperti Danau Ranu Kumbolo-Gunung Semeru ataupun Danau Segara Anak-Gunung Rinjani. 


5. Berjalanlah pada Siang Hari.


Hindari mendaki gunung pada malam hari! Kecuali untuk Summit Attack yang biasanya dilakukan pada dini hari sekitar pukul 2am. Idealnya, waktu pendakian normal berlangsung antara pukul 6am sampai maksimal pukul 6pm atau pada saat matahari terbenam. Pada jam-jam tersebut, jalur pendakian sudah mendapatkan penerangan yang cukup dari matahari dan cahaya langit. Kita bisa melihat jalur pendakian dan teman-teman kelompok lebih jelas dibandingkan dengan berjalan pada malam hari.


Kenapa sih dengan pendakian malam?
a. Gunung adalah alam liar. Jarang ada penduduk setempat yang hafal situasi dan kondisi di jalur pendakian. Apalagi para pendaki yang datang dari daerah lain. Pada beberapa gunung di luar Pulau Jawa, jalur pendakian terkadang tidak terlihat dengan jelas karena jarang dilewati. Kalau berjalan malam hari, mata kita dituntut agar selalu jeli mencari jalur pendakian yang benar.

b. Banyak hewan-hewan liar yang mencari makan dan beraktifitas pada malam hari. Di Gunung Kerinci pun, masih ada beberapa Macan Sumatera yang hidup bebas di pedalaman gunung. Belum lagi hewan melata seperti ular. Kita tidak mau kan kalau berjalan malam hari dan berpapasan dengan mereka?

c. Berjalan malam hari membuat pendakian kita lebih lambat. Karena kita harus selalu berhati-hati agar tidak salah jalur dan juga untuk melihat jalan di depan kita lebih detail. Apakah ada halangan, apakah jalan tersebut licin, apakah ada jurang di sisi kita, dan sebagainya. Pendakian malam juga membuat kita tidak bisa menikmati pemandangan di jalur pendakian. Ya karena situasi sekitar akan gelap, apalagi kalau di dalam hutan tropis.

d. Berjalan di malam hari tentunya lebih menyeramkan. Ya namanya juga alam liar, banyak makhluk-makhluk lain yang tinggal di gunung dan mungkin saja mereka beraktifitas setela tidak ada matahari. Setiap daerah pasti ada bagian yang angker dan banyak cerita mistisnya. Apalagi gunung-gunung di Pulau Jawa dan gunung yang biasanya dipakai bertapa pada masa lampau. Di Gunung Merbabu dan Gunung Lawu misal, ada daerah yang namanya 'Pasar Dieng / Pasar Setan'. Di Gunung Gede ada mitos tentang kerajaan gaib. Dan banyak mitos-mitos dan cerita legenda rakyat sejenis hanpir di seluruh gunung Indonesia.

e. Berjalan malam hari tentunya perlu pencahayaan yang terang. Peralatan yang tepat adalah senter dan head lamp yang dapat diandalkan. Kita harus punya head lamp dengan kualitas yang baik. Misal head lamp yang mempunyai jangkauan pencahayaan hingga 20 m. Tentunya, kita harus punya baterai dan punya cadangan baterai cukup.

Penulis punya cerita ketika pendakian Gunung Binaiya, Pulau Seram, Maluku, pada tahun 2016. Saat itu kami harus berjalan malam yaitu pada pukul 21 malam hingga pukul 2 pagi. Hal itu dikarenakan bahwa tidak ada air minum apalagi air untuk memasak pada Pos-3 tempat camping yang kami capai sekitar pukul 20 malam. Dengan sangat terpaksa, kami memutuskan untuk terus berjalan turun menuju Pos-2 di mana ada sungai kecil yang mengalir. 

Sebagai info, kelompok kami terdiri dari 6 orang. Ternyata berjalan malam tidak semudah yang dibayangkan. Jalur pendakian turun saat itu sangat bacah karena hujan dan tanah menjadi becek dan licin. Hal itu membuat saya terpeleset hampir 12x sepanjang perjalanan. Berjalan malam membuat jarak pandang terbatas, sehingga dengan teman lain yang berjarak 20m pun menjadi tidak terlihat. Karena pandangan terhalang oleh pohon dan semak belukar yang tinggi. Belum lagi suasana dan keadaan yang menyeramkan berada di dalam hutan pegunungan Binaiya yang sepi pendaki. 
Cerita lengkapnya dapat dibaca di: Pendakian Gunung Binaiya.

Pendakian malam bisa dilakukan ketika summit attack. Yaitu pendakian untuk menuju puncak Gunung dan melihat matahari terbit. Biasanya dilakukan mulai pukul 1 dini hari. Pada saat tersebut, biasanya kita membawa perbekalan yang jauh lebih sedikit. Terkadang hanya membawa minum secukupnnya dan tidak membawa tas ransel besar. Pendakian summit attack juga melewati batas vegetasi. Yaitu sebuah batas imajiner ketika tumbuhan yang tumbuh di bagian atas gunung adalah tumbuhan pendek seperti tumbuhan pakis dan savana. Tidak ada lagi tumbuhan berbatang tinggi dan berdaun lebat seperti di bagian bawah gunung. Sehingga jarak pandang kita bisa jadi lebih jauh dan kita juga bisa melihat posisi teman-teman kelompok. 

Dengan semua penjelasan di atas, maka berjalanlah siang hari agar pendakian lebih efektif.

Situasi di sekitar puncak Gubung Binaiya, Pulau Seram, Maluku.

Situasi di sekitar Puncak Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan.

Situasi di sekitar Puncak Gunung Kinabalu, Sabah, Malaysia.



Demikian lima saran untuk melakukan pendakian agar lebih efektif dan mungkin bisa lebih cepat. Selamat mendaki! Happy Hiking Y'all!



Komentar

Postingan Populer