Trip to Paris - Day 2B

previously on: Trip to Paris - Day 2A

Paris- Day 2

George Pompidou Centre


Facade-1
Facade-2

Tau gak ini bangunan apa? 
Pabrik? Bukan. 
Workshop? Bukan..

Ini adalah perpustakaan dan pusat penelitian. Iya, gedung ini merupakan salah satu bucket-listku yang harus dikunjungi di Paris. Masih ingat dulu ketika kuliah, saya terpesona dengan gedung ini. Bagaimana bisa di tahun 1971an, sang arsitek Renzo Piano sudah memikirkan gaya bangunan yang berbeda 180derajat dengan fungsi bangunannya. Dari luar, bangunan ini terlihat seperti pabrik. Biasa disebut gaya Industrialism. Banyak peralatan Mekanikal-Elektrikal-Plumbing diekspose. Bahkan menjadi elemen facade. Menjadikan elevation/tampak bangunan ini sangat ramai. Menjadi ikon pada jamannya. 

Setelah puas melihat louvre, tujuanku berikutnya adalah melihat ke gedung ini. Dari Louvre, gedung ini dapat ditempuh dengan menggunakan dua MRT. ditambah jalan kaki sebentar. Gedung ini ada di sisi jalan raya sedang. Tidak begitu besar jalannya. Tetapi di sisi baliknya, ada lapangan luas sebagai tempat kumpul dan tempat pintu masuk utama.



The Red Part.

Industrialism Style Architecture-1

Industrialism Style Architecture-1
Hari itu, banyak pengunjung yang mulai melihat acara di dalam gedung ini. Sepertinya ada pameran. Tetapi saya tidak masuk. Ke sini hanya untuk ambil foto saja. Untungnya, di depan gedung ini berderet toko souvenir. Ya jadinya sekalian bisa belanja deh. Satu lagi yang penting, di area sekitar sini banyak restauran. Dan ada restoran yang menyajikan nasi. Bahkan ada restoran Jepang dengan menu sushi. Lumayan bisa ketemu nasi.


Eiffel Tower

Selesai makan siang, saya pun menuju Eiffel Tower. Tiket masuk Eiffel pun sudah disiapkan dengan baik. Sebagai informasi, mengunjungi menara Eiffel sebaiknya dengan memesan tiket secara on-line sesuai jadwal kedatangan kita. Itupun kalau pengunjung ingin naik ke lantai dua dan bahkan ke puncak menara. Tetapi kalau kita ingin masuk ke kawasannya saja, kita bisa beli tiket di tempat. Tetapi memang harus antri panjang.

Kalau mau naik ke atas, harga tiketnya antara 11 euro dan 17 euro. Atau bisa cek di http://www.toureiffel.paris/en/. Harga 17 euro itu adalah harga naik lift sampai puncak menara. Tetapi, bahkan booking on-line pun belum pasti mendapatkan tiket sesuai dengan waktu dan tanggal yang kita inginkan. SKalau punya tiket yang dibeli on-line, kita bisa masuk dari jalur -invitation-. Sehingga bisa menghindari antrian yang panjang di pintu masuk. Pada saat menunggu waktu giliran naik lift menuju puncak, kita bisa foto-foto di area sekitar menara.
Waktu itu, tiket sampai menara sudah habis ketika saya membelinya 14 hari sebelum hari H. Pengunjungnya banyak dan tidak pernah berhenti. Jadi, rencanakan sejak jauh-jauh hari deh. Akhirnya, saya hanya dapat tiket sampai lantai dua saja. Itu pun tiket pada pukul 3.30pm. Padahal, mengharapnya bisa ke puncak merasa ketika waktu sunset. Sambil melihat pemandangan Kota Paris dari atas.

From Champ de Mars.


Di bagian balok tengah ini, tertulis nama-nama ilmuwan pada jamannya. Menurut internet, ada 72 nama ilmuwan yang tertulis mengeliligi menara ini. Beberapa yang saya tau misalnya: Ampere, Laplace, Lavoisier, dan Scheneider.

Under the tower.



Nama 'Eiffel' diambil dari nama engineernya yaitu Gustave Eiffel. Bangunan ini dibangun pada tahun 1887-1889 dengan material wrought iron lattice. Baja-baja yang disusun berlapis gitu deh. *gak ngerti arsitektur. Selain struktur nya yang WOW, ada satu hal lain yang juga menarik. Yaitu Lift / Elevatornya. Pertama kalinya merasakan elevator yang berjalan track-nya miring ke atas. Menarik sih. Pada jamannya, sudah ada lift seperti itu. Eh atau itu lift baru ya?

Eiffel sore itu ramai seperti biasanya. Antrian pengunjung on the spot cukup panjang. Cuaca hari tersebut di Bulan Oktober cukup dingin dengan hembusan angin agak kencang.Sehingga banyak pengunjung yang menggunakan sarung tangan. Setelah berfoto di area bawah tower, saya pun bersiap naik ke lantai dua. Sekali lagi, karena memiliki tiket on-line, maka jalur yang harus ditempuh untuk menuju lift cukup pendek dan tidak ada antrian. Setelah menaiki lift sambil terkesima dengan cara kerja equipment tersebut, sampailah saya di lantai dua.
Beginilah view dari lantai dua.



View ini adalah view ke champ de Mars. Menurut cerita, garis simetris ini menuju arah Tenggara. Dan di arah seberang benua sana, garis ini menuju ke arah Kota Makkah. Believe it or not?

Puas berfoto-foto dan menfoto seluruh penjuru kota, dan berada di atas selama sekitar 45 menit, (lebih karena kedinginan sih), saya pun memutuskan turun. Pengunjung semakin banyak yang naik. Antrian menuju ke puncak pun mengular sekitar 50m mengelilingi lantai dua ini.


Dari atas, saya menghabiskan waktu dengan beristirahat di kawasan taman di sekitar menara. Suasanya sore itu ramai meskipun suhu udara sekitar 15 derajat celcius. Banyak yang menyarankan agar kita waspada selama mengunjungi kawasan ini. Mungkin karena itu juga saya merasa terintimidasi dengan banyaknya orang-orang yang berjualan asongan maupun orang-orang yang membuka lapak untuk berjudi menebak posisi bola.Eh tau gak, setelah diperhatikan, ternyata orang-orang yang berjudi tebakan posisi bola itu golongan mereka semua. Mereka bekerja sama sehingga bisa mengundang orang awam untuk tertarik mengikuti rayuan mereka.

Hari itu, Saya ketika beristirahat sejenak meluruskan kaki di bangku taman. Tidak berapa lama, ada satu orang scammer mendatangiku. Awalnya dia menyapa saya baik dengan berkata: "are you speak english?". Mereka beralasan bahwa mereka meminta donasi pengunjung untuk para pengungsi (refugee). Kemudian, dia memaksa saya menandatangani form daftar donatur dengan berkata saya bisa menyumbang berapapun. Tiba-tiba dia berusaha mengambil selembar 10 euro dari dompet saya ketika saya berusaha mengambil uang. Kami berdebat karena dia memaksa saya menyerangkan uang 10 euro. Tetiba teman-temannya banyak yang mendatangi dia dan terus memaksa. Gitu deh, saya pun langsung kabur setelah menyerahkan selembar 5 euro ke mereka.

Anyway, kejahatan bisa terjadi di mana saja kan? mungkin kita memang tidak boleh diam sendiri ketika mengunjungi taman ini.

Saya pun segera kembali menuju Musee de Louvre untuk merasakan pergantian hari di sana.


à bientôt. Adalah ekspresi perpisahan dari bahasa Prancis yang mengesankan keinginan masyarakatnya untuk mengundang para bangsa lain untuk mengunjungi mereka kembali.

So, See you Paris. InsyaaAllah akan kembali lagi. One day.






























Komentar

Postingan Populer