Trip to Paris - Day 2

previously on: Trip to Paris - Day 1

Paris- Day 2

Pagi itu, setelah sempat sarapan roti croissant di hostel, saya berangkat lebih awal. Tiket masuk museum Louvre sudah di tangan. Tiket ini sudah saya pesan jauh-jauh hari agar dapat tiket masuk pukul 09am. Awalnya berharap dapat mengejar sunrise dengan latar depan bangunan ini. Tetapi, pagi itu mendung. Bahkan sempat hujan pada dini hari. Jadi sewaktu keluar hostel, jalanan di area Montmartre masih basah. Beberapa penduduk juga sudah beraktifitas menuju tempat dan kantor masing-masing. Udara sekitar terasa dingin. Segera saya menuju stasiun MRT terdekat untuk langsung menuju lokasi.

Musée du Louvre

Menurutku, bangunan ini menjadi tempat yang wajib dikunjungi ketika berkunjung ke Paris. Apalagi bagi yang pernah menjadi mahasiswa arsitektur. Bagaimana tidak, bangunan ini menjadi masterpiece dan contoh baik untuk gaya arsitektur juxtaposition, atau apalah itu. Juxtaposition adalah keadaan di mana ada perpaduan dua gaya bangunan yang berdekatan bahkan berhimpitan, tetapi satu sama lain sangat berbeda, sangat kontras, dan kadang melambangkan dua perbandingan yang benar-benar berbeda.  Intinya, sang arsitek, Ieoh Ming Pei, berhasil memasukkan dan memadukan gaya kekinian/modernity di tengah-tengah gaya arsitektur kota Paris yang mayoritas bergaya Renaissance dan penuh dengan sejarah kejayaan di masa dulu.


Coba lihat deh, ada sebuah piramida kaca raksasa di tengah gedung-gedung lama yang bermotifkan detail Renaissance. Sebuah perpaduan gaya/langgam yang bertabrakan satu sama lain. Tetapi di museum ini, kedua hal tersebut menjadi cocok. 

The Glass within Renaissance.

The Glass Pyramid within The Renaissance Building

La Pyramide Inversée (The Inverted Pyramid

Di novel The Da Vinci Code, museum ini menjadi tempat si penulis menutup cerita bahwa makam Mary Magdalene, seorang wanita yang dekat dengan Yesus pada jamannya, berada di basement museum ini. 'She rests at last the starry skies', tulis Dan Brown dalam cerita penutup. 

Di scene terakhir film The Da Vinci Code, ketika Robert Langdon menemukan arti kalimat petunjuk yang ada di sarcophagus.

The Holy Grail ‘neath ancient Roslin waits. The blade and chalice guarding o’er Her gates. 
Adorned in masters’ loving art, She lies. She rests at last beneath the starry skies....
Then, Langdon looks up through the glass ceiling and gazes up to the starry sky.


Novel dan film itu juga sangat jelas menggambarkan situasi dan detail gedung. Membuat orang yang membacanya pasti ingin datang berkunjung.

La Pyramide Inversée

Under the pyramid

The Stair
Suasana interior

Suasana interior

Harga tiket masuk adalah 15 euro. Sebaiknya kita memesan tiket tersebut secara on-line. Ya untuk menghindari antrian beli tiket. Tiket masuknya memiliki jam kunjungan. Jadi kita bisa menyesuaikan jam berapa kita mau datang. Tiket masuk ke museum bisa dibeli mendekati hari kedatangan. Tidak khawatir kehabisan. Berbeda dengan tiket masuk ke menara #eiffel yang harus dipesan jauh hari. Untuk bisa naik ke puncak menara.

Museum ini dijelaskan dengan detail di beberapa novel. The Da Vinci Code misalnya, pada scene awal, menjelaskan bagaimana mr. Langdon berlarian menghindari polisi di sela-sela koridor dan tangga-tangga museum ini. Sedangkan di novel '99 Cahaya di Langit Eropa', penulis menjelaskan ketika Marion, seorang muslim Prancis, menjelaskan bahwa ada lukisan bunda Maria yang menggunakan hijab. Di hijabnya, ada lafadz 'Laa ilaaha illAllah'. Yang menunjukkan bahwa seniman pada jaman itu dipengaruhi oleh seniman muslim.

Banyak yang bisa dipelajari dan dilihat. Tetapi beberapa turis hanya ingin melihat lukisan 'Mona Lisa' saja. Bergesa ke ruangan itu, berfoto, dan selesai. Saya? Ya sama. Tetapi saya sempatkan berkunjung ke bagian Islam. Di sana kita bisa melihat perkembangan Islam mulai dari daratan Arab. Masuk ke Eropa melalui Spanyol, terus ke Eropa Utara sampai Prancis. Dan akhirnya meredup kembali. Banyak juga artefak lainnya.

Video yang menunjukkan penyebaran Islam di dunia.

The Mona Lisa

Tau gak, selepas antrian dan pengecekan tiket, orang-orang pada sedikit tergesa menuju ke lantai 2. Ya tau deh, pada mau lihat 'sang monalisa'. Padahal jauh dan bikin nafas terengah untuk menuju ke ruangan itu. Sementara saya, mengambil foto interior saja dulu. Lukisan yang legendaris ini terletak di Lantai 2. Membuat nafas tersenggal bagi setiap pengunjung yang berlari-lari kecil menuju ruangan ini. 

Lihat saja crowd-nya. Ini adalah para pengunjung yang datang awal waktu. Sebagian besar langsung menuju ke sini tanpa melihat isi lain dari museum. 

Mungkin 'Mona Lisa' merupakan karya Leonardo da Vinci yang paling terkenal. Tetapi bagi saya (dan mungkin bagi mahasiswa arsitektur lain), karya leonardo yang paling terpakai ialah 'Vitruvian Man'. Gambar skala manusia yang menunjukkan bahwa skala tubuh manusia itu mempunyai rasio 1.816. Entah bagaimana hubungannya dengan 'golden section', deret fibonacci, angka Pi 3.14, dan angka ajaib di dalam matematika lainnya.

Leonardo da Vinci dan film the da vinci code juga mengajarkan saya tentang ambigram. Tulisan kata yang ketika kata tersebut dibalik 180 derajat, akan menghasilkan kata yang sama. Di film tersebut, ada plakat berbentuk diamond. Yang berisi tulisan ambigram Earth, Air, Fire, Water. Pernah saya bahas di blog. Cek yuk: 

*promo terbatas.

The Visitors

The Mona Lisa Painting

In the evening

The crowd in the evening
Bonus

bersambung ke sini ya:
Trip to Paris - Day 2B


Komentar

Postingan Populer