Trip to Norway - Pursuing Aurora Borealis - Part 1
The Northern Lights
Impian untuk melihat aurora sudah ada sejak 4 tahunan yang lalu. Bahkan ketika rencana kuliah di luar Indonesia, negara yang dituju adalah Canada atau Norway. Alasannya sederhana, karena beberapa bagian negara tersebut berada pada lingkar arctic. Dan tentunya berharap dapat melihat aurora sesering mungkin.
.
Sebenarnya ada salah satu akun terkenal di twitter yang menawarkan trip aurora ke Iceland. Tetapi harganya tidak terjangkau oleh kantongku. Selain kepastian melihat aurora pun kecil. Setelah mengamati dengan seksama, mencari referensi, akhirnya muncul nama kota #tromsø. Kota kecil di Utara Norway sebagai lokasi terbaik untuk melihat aurora. Kota ini pun terletak pada posisi lebih utara daripada Iceland. Dan yang terpenting, kota ini dapat dijangkau dengan ber-solotraveling.
.
Rencana dimulai dengan mengamati foto-foto di instagram. Ternyata ada keluarga asal Indonesia di Tromsø. @rainiiw. Dari akun tersebut, banyak informasi yang didapat. Mbak Aini mereferensikan beberapa situs tentang aktifitas aurora di Norway, yaitu:
https://norway-lights.com/#tromso
http://www.aurora-service.eu/aurora-forecast/
Salah satu info yang sangat berguna ialah bahwa puncak aurora terjadi pada bulan Oktober dan Maret. Ketika matahari berada di garis Katulistiwa. Dan dengan mekanisme tertentu, medan magnet di kutub-kutub bumi bereaksi terhadap sinar matahari sehingga terjadilah aurora.
.
Disusunlah rencana hunting aurora pada bulan Oktober ini. Dengan pertimbangan bahwa bulan ini belum terlalu dingin dibanding saat winter.
Jakarta - Tromsø
Tromsø dicapai dengan menggunakan pesawat selama 2 jam perjalanan dari Oslo. Dari Asia, kita bisa menuju Oslo sebagai transit hub menuju kota-kota lain di Norway. Rute yang ditempuh kemarin ialah Jakarta-Bangkok-Oslo-Tromsø.
Harga tiket?
Ok, here it is:
Jakarta-Bangkok, Air Asia, 1.050.000 IDR, 3,5 jam.
Bangkok-Oslo, Norwegian Air Shuttle, 3.500.000 IDR, 12 jam, dan dapat 1x makan berat.
Oslo-Tromsø, Norwegian Air Shuttle, 1.700.000 IDR, 2 jam.
Menyerah setelah kelelahan berjalan sekitar 1km apalagi berada di malam yang mulai membeku, saya pun menelpon sang host dan meminta dijemput di sebuah taman di dekat restaurant Burger King. Dia bilang akan menjemput saya dalam 3 menit.
. Dari kejauhan, saya bisa melihat ada siluet pria yang melambaikan tangan ke arah saya. "Pasti si Tedros!", ucapku dalam hati. Kami bersalaman dan dia langsung menyambut saya ramah. "Kedinginan?", katanya. "Iyalah!!", balasku. "Biasanya salju setinggi betis loh", ucap Tedros menantang. "Iya deh, gw kan tinggal di equator. Bukan di kutub.", ucapku sambil berjalan menuju rumahnya. . Hostku malam itu adalah Somalian Muslim, Tedros. Kami belum pernah bertatap muka sebelumnya. Hanya bertukar informasi via airbnb. Dia orang yang ramah. Menjelaskan bahwa dia sudah tinggal sekitar 8 tahun di Tromso. Tedros menanyakan saya apakah saya dari Indonesia dan apakah saya muslim. Wajahnya menunjukkan mimik lebih hangat dan semangat ketika saya bilang bahwa saya seorang muslim. "Every muslim is brother." Tedros bilang. . Bangunan yang dituju adalah sebuah bangunan dengan tinggi 3 lantai. Rumah khas Norway. Dengan dinding dari lapisan kayu. Dengan bersemangat, Tedros mulai menjelaskan kepada saya perihal ketentuan tinggal di kamarnya. Mulai dari kunci yang dia tinggalkan di kotak pos, tempat meletakkan sepatu dan berganti sandal untuk masuk ke dalam rumah, penggunaan kamar mandi, sampai penggunaan alat masak. Tedros menjelaskan bahwa tetangga kamarnya ialah muslim semua. Yang pertama terpikir adalah 'pork free'. Saya pun bisa memasak sarapan dengan leluasa. . Tedros menjelaskan kenapa dia menyewakan kamarnya dan mencoba bergabung dengan AirBnB. dia bilang bahwa besok hari, dia ada kerjaan lain di Oslo selama 1 minggu. Dan dia sangat senang ketika mendapatkan penyewa. Ternyata saya adalah tamu pertama dia. :D
.
|
Kamar Attic di sebuah apartemen kecil 3 lantai. Hangat. |
Jam menunjukkan pukul 02.30am ketika saya selesai bebersih malam itu. Tedors masih bersemangat menjelaskan segala sesuatunya. "But please kang, aing ngantuk", ucapku dalam hati. Yang terpikir malam itu hanyalah tidur setelah menempuh perjalanan lebih dari 50 jam.
-bersambung ke sini ya:
.
Komentar
Kan udah ada tuh..
makasih udah mampir