Pendakian Gunung Binaya (Binaiya), Pulau Seram, Maluku - Bagian 2
Seperti sudah diceritakan sebelumnya di Pendakian Gunung Binaiya-Bagian 1, bahwa kami telat satu hari dari jadwal yang sudah direncanakan sebelumnya. Hal tersebut menjadikan pendakian kali ini punya tujuan. Yaitu mempercepat pendakian kami agar bisa mencapai puncak sesuai rencana awal. Sehingga pendakian normal yang seharusnya memakan waktu 5 hari, kami harus mempersingkatnya menjadi 4 hari.
Jalur Pendakian
Melanjutkan cerita sebelumnya, foto ini diambil ketika jalan turun. Terlihat, bahkan jalan turun pun harus tetap mendaki naik. Karena kita harus melewati 7-8 punggungan dan puncak gunung yang lebih kecil. Area ini juga berupa batu-batu pecah seukuran pondasi batu kali. Permukaan batunya sangat tajam.., (setajam silet). Ibu-jari-ku pun terkena sayatannya sehingga meninggalkan sobekan sedalam 2-3mm.
Pos dan Tempat Berkemah
Penutup (yang serius)
Menurutku, gunung ini sangat adventurous. Banyak teman-teman baru yang tidak kalah menarik dengan cerita masing-masing. Serta banyak hal dan pengalaman baru yang bisa kita temui. Misal, para pendaki gunung ini malah mencari daun gatal. Biasanya, daun gatal dihindari, tetapi di sini, daun gatal malah jadi hiburan dan salah satu cara menghilangkan pegal-pegal dan menghangatkan badan. Pendakian kala itu juga ditemani dengan musik pop khas Ambon. Meskipun lagu-lagu (yang terkenal di kawasan ini) tersebut sangat mendayu-dayu, tetapi berhasil mencuci otak kami dan menjadi kenangan tersendiri. Video di bawah merupakan ringkasan perjalanan kami saat itu dengan diiringi oleh lagu "Paling Bae".
Dengan demikian, penulis terus bermimpi untuk mencapai puncak tertinggi di Nusantara dan di Indonesia. Yaitu puncak Cartensz Pyramid di pegunungan Jaya Wijaya, Papua.
Keep dreaming, keep travel, and keep hiking!!
Jalur Pendakian
Seperti cerita sebelumnya bahwa jalur menuju titik awal pendakian menggunakan bermacam moda transportasi. Pun halnya dengan jalur pendakian itu sendiri. Jalur di gunung ini paling variatif. Mulai dari tanah merah, rumput ilalang, batu kerikil kapur, titian balok kayu, hutan lumut, batuan tajam, jalur tumbuhan pakis, dan jalur sungai kecil (creek). Hanya pasir vulkanik yang tidak ada.
Kami memulai pendakian dari Desa Piliana. Pada hari H, kita bisa sarapan sepagi mungkin dan memulai pendakian sejak pukul 6.30am. Dengan begitu, kita bisa mendaki selama 8-9 jam dan mencapai pos Highcamp (Pos 3). Sebaiknya kita membekal makan siang agar tidak banyak waktu terbuang menyiapkan makan di atas gunung. Kalau mau sewa porter, kita bisa memberitahukan kepada Bapak Raja pada malam sebelumnya. Agar si Porter bisa bersiap sejak awal kita berangkat dari desa ini. Tetapi apabila berniat mendaki dengan santai, kita bisa berangkat lebih siang. Dengan berjalan sekitar 6 jam, maka kita bisa beristirahat di Pos-2 Aimoto.
Jalur pendakian |
Kami memulai pendakian dari Desa Piliana. Pada hari H, kita bisa sarapan sepagi mungkin dan memulai pendakian sejak pukul 6.30am. Dengan begitu, kita bisa mendaki selama 8-9 jam dan mencapai pos Highcamp (Pos 3). Sebaiknya kita membekal makan siang agar tidak banyak waktu terbuang menyiapkan makan di atas gunung. Kalau mau sewa porter, kita bisa memberitahukan kepada Bapak Raja pada malam sebelumnya. Agar si Porter bisa bersiap sejak awal kita berangkat dari desa ini. Tetapi apabila berniat mendaki dengan santai, kita bisa berangkat lebih siang. Dengan berjalan sekitar 6 jam, maka kita bisa beristirahat di Pos-2 Aimoto.
Meniti balok kayu. |
Jalur sungai kecil sepanjang 200m. |
Menyeberangi sungai |
Salah satu jalur sungai menjelang Pos 2. Tempat saya mencuci celana super kotor pukul 2am. Setelah terjatuh dan terpelanting lebih dari 10x karena berjalan malam di jalur licin. |
Jalur gunung batu setelah Pos Isilale menuju Pos Nasapeha. |
Tumbuhan pakis menjelang puncak. |
Jarangnya pendaki yang lewat membuat gunung ini bersih. Bahkan kalau kita tidak awas, sulit menemukan jalur trekkingnya. Apalagi ketika tiba di hutan lumut dan hutan si lembah yang dalam. Ada jalur lain yang juga sama sulitnya. Yaitu jalur sungai. Kita harus melewati sungai kecil dan berjalan sepanjang sekitar 200m untuk melanjutkan ke jalur setelahnya. Contoh lainnya adalah jalur menjelang puncak. Jalur ini dipenuhi tumbuhan pakis. Dan, tumbuhan tersebut akan cepat menutupi jalur yang ada dengan cepat. Membuat para pendaki harus mengamati dengan lebih seksama.
Gunung ini juga disebut gunung sembilan. Karena memang ada 9 puncak gunung sebelum mencapai puncak binaiya. Jadi jalurnya turun naik. Bayangkan, naik ke puncak gunung, lalu turun ke lembah di titik terendah, kemudian naik lagi ke puncak gunung selanjutnya. Begitu terus selama pendakian 4 hari. Pengalamanku juga merasakan jalur turun yang sama waktu tempuhnya dengan jalur baik. Bahkan pada beberapa titik, jalur turun lebih lama dibanding jalur naik. Crazy huh?.
Bagian salah satu puncak batu. |
Gunakan celana panjang dan sarung tangan. It works! Karena ada cerita bahwa salah satu rekan kami yang berbeda waktu pendakian, dia tidak bisa melanjutkan perjalanan dan harus dievakuasi dari pos 2. Isu yang berkembang adalah otot paha dan kakinya sobek ketika melewati puncak batu ini. Karena saat itu dia mendaki dengan celana boxer. Tentunya isu itu tidak benar sih. Tetapi menunjukkan bahwa jalur ini memang berbahaya.
Pos dan Tempat Berkemah
Jalur pendakian dari Jalur Selatan mempunyai 6 pos sebelum mencapai Puncak. Sebagai info, tiap pos-pos ini memiliki pondok yang bisa digunakan sebagai tempat bermalam. Kecuali 2 pos tertinggi yang hanya tersedia lapangan cukup luas untuk menampung 5-10 tenda.
Pos 1: Yamitala. Pos ini merupakan pos yang tidak bisa dijadikan tempat menginap karena kondisi pondok yang rusak. Pun pos ini merupakan pos terdekat dari Desa Piliana. Persediaan air melimpah karena adanya sungai besar yang mengalir. Jarak tempuh dari desa sekitar 2.5 jam. Atau sekitar 3km.
Pos 2: Aimoto. Pos ini dapat dijadikan tempat bermalam. Kondisi pondok cukup baik. Pondok ini juga punya teras cukup luas. Bisa menampung sampai dengan 15 orang kalau tidurnya sambil mepet. Persediaan air juga melimpah karena adanya sungai kecil yang cukup jernih. Jarak tempuh dari pos 1 sekitar 3 jam atau sekitar 3km.
Biasanya pada pendakian normal, pos-2 aimoto ini menjadi tempat beristirahat dan bermalam. Karena biasa ditempuh sekitar 6-8 jam dari Desa Piliana. Di sekitar pondok, hanya ada tersedia tanah kecil yang bisa memuat 2 tenda.
Pos 2 - Aimoto dan Bang Ardin. |
Setelah pos 2 ini, jalan dan jalur mulai menanjak dan tetap berada di dalam hutan.
Pos 3: Highcamp.
Pos ini pun terdapat pondok dengan kondisi baik. Di dalamnya, bisa menampung hingga 15 pendaki tidur dengan bersempit ria. Persediaan air tidak banyak. Hanya berupa genangan yang kadang hanya tersedia malam hari. Itupun keruh. Pos ini terletak di hutan lumut. Apabila pondok penuh, di tempat ini hanya tersedia 1 tempat mendirikan tenda kecil. Jarak tempuh dari pos 2 adalah sekitar 4jam atau sekitar 4km.
Pos 4: Isilale
Pos ini memiliki pondok dengan kondisi baik. Tetapi, pos ini terletak di lembah yang cukup dalam setelah melewati jalur berbatu tajam. Banyak pohon tinggi di sekitarnya dengan banyak tersedia tempat mendirikan tenda. Persediaan air berupa genangan.
Jarak dari pos 3 ditempuh dengan waktu 2.5jam atau sekitar 3km.
Pos 5: Nasapeha
Tidak terdapat pondokan yang bisa dijadikan tempat menginap. Pendaki di sini harus membuka tenda. Terdapat lapangan luas yang bisa memuat 6-10 tenda. Perswdiaan air berupa genangan dengan luas sekitar 30m2 dengan air 50% keruh. Jarak tempuh dari pos 4 sekitar 3 jam atau 3km. Pos ini terletak di lembah dalam setelah kita melewati hutan lumut. Biasanya, pos ini menjadi tempat bermalam kalau kita ingin ber-summit attack. Kita bisa meninggalkan carrier dan barang bawaan agar perjalanan ke puncak dapat ditempuh lebih cepat dan ringan.
Pos 6: Waifuku
Pos ini juga biasa disebut pos Puncak. Karena memang lokasinya sudah dekat dengan puncak Binaiya. Tidak tersedia pondok, tetapi pendaki bisa mwmbuka tenda. Area yangg tersedia pun cukup luas dan bisa menampung 8-10 tenda. Area ini cukup datar. Terdapat 2-3 genangan jernih yang bisa menjadi sumber air minum. Jarak tempuh dari pos 5 sekitar 2 jam atau 2km. 30 menit pertama dari pos 5, jalanan menanjak curam. Tetapi setelahnya, jalur oendakian bisa dibilang datar. Tetapi tetap kita harus menempuh 2-3 puncak bukit. Jarak sisa yang harus ditempuh ke puncak sekitar 15 menit.
Pos dan tempat berkemah/camp yang ada di gunung binaiya cukup baik. Dari pos 1 sampai pos 4, terdapat pondokan yang bisa digunakan sebagai tempat menginap. Pondokan ini bisa menampung hingga 8-10 orang di ruang dalam. Tetapi, tempat mendirikan tenda sangat terbatas. Foto ini diambil di pos 3. Ketika kami kehabisan tempat di dalam pondok. Sehingga harus mendirikan tenda. Area terbuka yang tersedia hanya cukup untuk 1 tenda kecil saja.
Tenda biru, di lokasi yang hanya cukup satu. Menjadi tempat tidurku malam itu. |
Kalau mendaki bukan pada masa liburan yang ramai, kita bisa memanfaatkan pondokan ini sepuasnya. Sehingga tidak perlu membuka tenda dan tidurpun jauh lebih hangat di lantai papan. Area tempat istirahat dan berkemah ini pun tersedia cadangan air. Pos 1 dan pos 2 memiliki sungai yang cukup jernih. Tetapi di pos selanjutnya, hanya genangan air yang tersedia. Karena pos2 tersebut berada di lembah yang dalam sehingga pada titik terendahnya bisa menampung air.
Air di Pendakian
Air menjadi sangat penting ketika mendaki gunung. Iya lah ya. Gak mendaki aja penting kok. Di sini, air sungai yang jernih hanya tersedia sampai Pos 2 (Aimoto). Selanjutnya, air hanya tersedia berupa air genangan yang kadang keruh. pun, air genangan ini banyak tersedia hanya pada malam hari. Mungkin menunggu air permukaan yang turun dari pegunungan sekeliling. Kotor?..pastinya. Tetapi hanya air itu yang bisa kita manfaatkan buat minum dan memasak makanan. Bismillah saja, semoga tidak mengganggu percernaan kita. Dibanding tidak minum? Ya kan?
Pada Pendakian kemarin, ada teman yang membawa saringan air produk sawyer.com. Efektif buat menjernihkan air hingga terlihat 80% lebih bersih dari keruhnya air genangan. (*bukan iklan dan tidak dibayar)
Foto ini merupakan air genangan di camp #waifuku. Camp terakhir yang sudah dekat dengan puncak. Tetapi jarang yang berkemah di titik ini karena tempat ini terlalu tinggi untuk membawa beban carrier dan tenda. Melihat cadangan air seperti ini saja sudah berasa surga. Kita dapat minum sepuasnya dan mengambil cadangan air buat perjalanan selanjutnya. Mau mandi dan sikat gigi juga bisa. Tetapi ingat jaga kebersihan dan sisakan air buat pendaki lain. Perjalanan masih jauh dan atur penggunaan air agar badanmu tidak terkena dehidrasi.
Genangan air yang menjadi Oase bagi para pendaki.Surga!! |
Summit Attack
Apabila pendakian malam sebelumnya hanya sampai pos 5 (nasapeha), maka puncak dapat ditempuh dengan melakukan summit attack. Kita bisa berangkat dari #camp nasapeha sekitar pukul 3.30am. Dari titik ini, puncak dapat dicapai dengan berjalan selama 2jam lebih. Atau sekitar 2km. Dan sampai di puncak tepat saat matahari terbit. Trek yang dilalui juga dapat dibilang tidak sulit karena area sekitar sudah terbuka. Tidak ada hutan dengan pepohonan yang tinggi. 30 menit pertama, pendakian dilalui dengan lelah karena kita harus menempuh jalur dengan kemiringan yang curam. Tetapi setelahnya, jalur yang dilalui cukup landai. Kita harus melalui sekitar 2-3 puncak bayangan sebelum mencapai puncak binaiya-1.
Pukul 7.15, kami pun tiba di puncak. Kami hanya dapat sunrise di punggungan gunung ini karena kami berangkat pukul 05am dari #camp nasapeha. Alhamdulillah, akhirnya kami berhasil mengejar jadwal yang sebelumnya terlambat 1 hari. Puncak ini merupakan titik triangulasi gunung Binaiya dengan ketinggial 3.027m. Di sebelah Barat, ada puncak binaiya dengan ketinggian 3.055m. Tetapi puncak tersebut terlarang bagi pendaki dengan alasan konservasi. Pun, kalau harus ke sana, kita harus berjalan 2 jam turun gunung, kemudian kembali naik. Itupun kalau kondisi kita dalam keadaan normal.
Jalur melewati puncak bayangan. |
Puncak yang sudah di depan mata. |
View ke Puncak Binaiya-2 dengan ketinggian 3.055 m, dari puncak Binaiya-1. |
Kami, para pendaki flashpacker. |
Dari puncak Binaiya menghadap ke Utara. |
Perjalanan turun. |
Puncak Gunung Binaiya berjarak sekitar 20km dari Desa Piliana. Total perjalanan menuju puncak ditempuh dalam waktu 18 jam sampai dengan 20 jam. Bagi tim kami saat itu, pundak dicapai dalam 2,25 hari perjalanan dengan rincian sebagai berikut:
- Berjalan di hari pertama pendakian selama 11jam.
Desa Piliana-Pos 1 (yamitala) selama 2.5jam.
Pos 1-pos 2 (aimoto) ditempuh selama 3jam.
Pos2-Pos 3 (highcamp) ditempuh selama 5.5jam
- Dan berjalan di Hari ke-2 selama 5.5jam.
Pos 3-Pos 4 (Isilale) ditempuh selama 2 jam.
Pos 4-Pos 5 (Nasapeha) ditempuh selama 3.5jam
- Serta summit attack selama 2 jam.
Pos 5-Pos 6 (Waifuku) ditempuh selama 1.5jam.
Pos 6-Puncak ditempuh selama 0.5jam.
Berikut adalah tim pendakian kala itu :
Dari kiri ke kanan:
Pendaki-1: si empunya blog ini. Dia merasa dirinya bukanlah #anakgunung. Karena pun mendaki gunung hanya setahun sekali. Meskipun gitu, mungkin onderdil dan kemampuannya bisa dibandingkan dengan pendaki lain. :p
Pendaki-1: si empunya blog ini. Dia merasa dirinya bukanlah #anakgunung. Karena pun mendaki gunung hanya setahun sekali. Meskipun gitu, mungkin onderdil dan kemampuannya bisa dibandingkan dengan pendaki lain. :p
Pendaki-2: Roeang Lovie. Sang Pendaki dengan musik berjalan. Tanpa dia, pendakian kami menjadi nir-soundtrack. Alias tanpa lagu.
Pendaki-3 sampai dengan Pendaki 6 adalah teman-teman dari Mapala Ambon.
Pendaki-7: Bang El. (Semacam Kal-El). Dia adalah wakil dari trip yang mengadakan acara ini.
Pendaki-8: Okta. Pendaki dengan peralatan paling lengkap. Paling safety. Bahkan dia membawa tab nya dan mengisi waktu pendakian sambil belajar IELTS. Warbiazak emang.
Pendaki-9: Utut: Pendaki termuda. Beda 10 tahun dengan saya.
Pendaki-10: Teman dari Mapala Ambon.
Kami ber 10 berangkat dari Ambon. Nantinya, kami akan dibantu oleh Pendaki-11: Bang Ardin. Dia bergabung dari Desa Tehoru dan nantinya dia akan menjadi guide kami.
Pendaki-9: Utut: Pendaki termuda. Beda 10 tahun dengan saya.
Pendaki-10: Teman dari Mapala Ambon.
Kami ber 10 berangkat dari Ambon. Nantinya, kami akan dibantu oleh Pendaki-11: Bang Ardin. Dia bergabung dari Desa Tehoru dan nantinya dia akan menjadi guide kami.
Penutup (yang serius)
Gunung dengan tipe jalur trekking panjang seperti ini harus ditempuh dengan manajemen waktu (dan logistik) yang baik. Karena kalau tidak, hal itu akan berdampak kepada molornya target awal dan berdampak pada mental si pendaki. Gunung binaiya bisa ditempuh dalam 4 hari 3 malam dengan kemampuan standar pendaki.
Jalur Gunung ini merupakan jalur pertama yang membuatku merasakan putus asa. Karena saat itu kami trekking tengah malam, dengan penerangan senter yang minim, dalam keadaan dehidrasi, air minum habis, perut lapar, jalan licin dan terjal menurun, berkali-kali jatuh terpeleset, hampir masuk jurang, dan... melewati hutan yang angker bikin merinding.
Beberapa dari kami berjalan terpisah sehingga trekking sendirian di hutan yang gelap. Bagi saya, hiburan dan penenang hati malam itu hanya karena bisa melihat milky way di atas langit dengan sangat jelas. Ada beberapa bagian jalur hutan yang membuat hati berdebar. Saya terus membaca ayat kursi untuk penguat hati.
Pada keesokan hari, beberapa teman menceritakan pengalaman yang sama. Bang El mngatakan bahwa di area tersebut, dia melihat dan mengikuti dua buah cahaya senter. Dia pikir 2 senter tersebut adalah bagian dari kami. Tetapi perlahan cahaya senter itu menghilang dengan sendirinya di balik gelapnya hutan. dia pun kembali berjalan sendiri. Begitupun dengan guide kami, dia memperlambat jalannya dan menunggu bang okta untuk berjalan bersama karena area ini membuat dia ragu untuk berjalan sendiri.
Well, menurutku, sebaiknya hindari berjalan malam. Atur logistik dan persediaan air kita agar tidak sampai mengalami kejadian tersebut seperti kami.
Menurutku, gunung ini sangat adventurous. Banyak teman-teman baru yang tidak kalah menarik dengan cerita masing-masing. Serta banyak hal dan pengalaman baru yang bisa kita temui. Misal, para pendaki gunung ini malah mencari daun gatal. Biasanya, daun gatal dihindari, tetapi di sini, daun gatal malah jadi hiburan dan salah satu cara menghilangkan pegal-pegal dan menghangatkan badan. Pendakian kala itu juga ditemani dengan musik pop khas Ambon. Meskipun lagu-lagu (yang terkenal di kawasan ini) tersebut sangat mendayu-dayu, tetapi berhasil mencuci otak kami dan menjadi kenangan tersendiri. Video di bawah merupakan ringkasan perjalanan kami saat itu dengan diiringi oleh lagu "Paling Bae".
Gunung ini merupakan puncak ke-6 ku untuk mimpi menapaki tujuh puncak Nusantara. Setelah sebelumnya berhasil mencapai gunung-gunung tertinggi di setiap pulau sebagai berikut:
- Puncak Gunung Kerinci di Pulau Sumatera. Dengan ketinggian 3.805m. Tahun 2014.
- Puncak Gunung Semeru, Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676m. Tahun 2013.
- Puncak Gunung Kinabalu di Pulau Kalimantan (borneo) dengan ketinggian 4.085m pada tahun 2015.
- Puncak Gunung Latimojong di Pulau Sulawesi dengan ketinggian 3.4xxm pada tahun 2014.
dan
- Puncak Gunung Rinjani di Pulau Lombok (kepulauan Bali & Nusa Tenggara) dengan ketinggian 3.726m pada tahun 2012.
Dengan demikian, penulis terus bermimpi untuk mencapai puncak tertinggi di Nusantara dan di Indonesia. Yaitu puncak Cartensz Pyramid di pegunungan Jaya Wijaya, Papua.
Keep dreaming, keep travel, and keep hiking!!
Flying to the Cartensz Pyramid. |
Komentar
Oh iya, kita ketemu waktu itu di binaiya tapi tdk sempet berkenalan. Hee..
Temen yg cidera itu akhirnya jadinya gabung ke Tim kami waktu itu. Kami turun terakhir. Dan memang isu otot sobek itu ngaco banget ya. Hahaha..
Beliau (yg cidera) memang sudah lama tidak mendaki dan punya sakit menahun jg, namun tetap bertekad sampai puncak. Dan akhirnya beliau memang sampai ke puncak. Tapi saat turun dr nasapeha ke isilali otot kakinya sudah tidak sanggup buat jalan lg. Akhirnya dievakuasi besoknya oleh porter dr isilali sampai ke piliana.
Semangat terus menulis bang, saya pembaca yg banyak terbantu oleh blog2 informatif seperti ini. Hehe..
terima kasih udah mampir. makasih juga sudah bantu informasinya soal temen2 kami yang dari Ambon.
boleh info kontak teman2 mapala ambon gk bang?
bisa kontak bang Ardin : 081344930253.
good luck.
gas bisa dibeli di ambon. dibawa sampe hiking.
good luck ya.
Mhn infonya mas :
1. Utk porter di pilliana apakah bisa juga sebagai guide?dan tarifnya apakah sama?
2. Mobil charter di amahai dan di s. Kawanua banyak tersedia di lokasi atau harus pesan or kontak dl mas?
3. Apabila pagi hari turun dr camp aimoto menuju ds. pilliana sore hari, juga tersedia mobil charter utk langsung ke masohi atau harus pesan/janjian terlebih dahulu ya mas?
Mhn dijawab dan sarannya mas gilang. Terimakasih dan sukses dengan 7 summits nya.
Salam,
Insan
thank you udah mampir.
1. Porter di Piliana bisa sebagai guide juga. minimal mereka tau arahnya ke puncak. saya kurang tau mengenai tarifnya. mungkin bisa ditambahkan sedikit. misal 50ribu/hari.
2. di pelabuhan amahai, banyak angkot yang menawarkan jasanya begitu turun dari kapal. Bisa minta anter ke pos pendaftaran dulu di Masohi. terus minta sekalian antar ke sungai Kawanua. tetapi jarang angkot yang berani menyebrangi sungai kawanua. karena arusnya tinggi. tetapi bisa dicoba tawar untuk menyebrang kalau arusnya lagi pelan dan tidak tinggi.
3. mungkin sebaiknya janjian dulu dengan mobil yang anter ke desa piliana waktu berangkat. agar siap langsung turun dan kembali ke masohi. akibatnya, kamu dan tim harus fix jadwal. kasian juga kalau orangnya sudah menjemput tetapi kamu belum sampai di piliana sesuai jadwal.
kalau terlalu sore, kita pun tidak bisa menyebrangi sungai kawanua karena tukang kapalnya sudah pulang. atau kalau sewa avanza, bisa menyebrang sungai dan langsung balik ke masohi. itupun kalau arusnya tidak tinggi.
kalau kemaleman, bisa menginap di Piliana menunggu pagi. baru cari supir avanza minta jemput ke desa piliana. di sini sudah ada sinyal. tanya saya ke bapak Raja apakah dia punya kontak supir avanza untuk mengantar ke sungai kawanua.
Sukses ya. good luck.
Salam.
ntar kita tukeran no HP
Iya kami berhasil 4 hari. :) beda2 tiap grup.
good luck.
makasih udah mampir
memang ada dua Jalur untuk ke puncak. Kalau dari arah Selatan, ya dari Desa Piliana ini. Kalau dari Utara, memang dari Desa lain.
Bahkan bisa baik dari Selatan dan turun dari Utara. Dan sebaliknya.
Gitu ya.
Thankyou udah mampir.
+6285244482412
+6281344930253
Well, salam hangat dari Ambon Manise. Slm rindu dari Binaiya 😁😁
Terima kasih udah berkunjung :).
salam
Gilang
wah saya kurang hafal ketinggian2 dan titik koordinatnya.
THanks
semoga lancar pendakian mu. good luck.
thank you udah mampir Bang. Good luck pendakiannya nanti.
Mau tanya satu hal aja bang, adakah time table grup abang saat perjalanan turun? Berapa jam saat turunnya dan apakah setelah summit attack sebelum baik grup abang bermalam lagi?
terimkasih, saya tunggu respon baiknya
hi Bang. makasih udah mampir. Ya turun binaiya kita harus bermalam lagi. sebaiknya cari di Pos yang ada air.
ketika itu, kami terlalu siang turun dari pos 7. kalau bisa, setelah turun puncak sekitar jam 10am, langsung packing dan turun ke pos 3 ataupun pos 2. karena di pos2 sebelum itu masih susah air. perjalanansampai pos2 tersebut cukup lama. sekitar 5-6jam kalau fit.
jangan telat, karena kalau susah akan kemalaman di jalan. dan itu sangat menyiksa apalagi kalau musim hujan.
seremm juga.
waktu itu kami mengejar ke pos 2 (*kalau gak salah), jadi ada sungai yang mengalir. gak khawatir soal air. tapi bener2 harus cepet jalannya.
bisa bermalam di situ. besoknya baru turun ke desa terdekat.
perjalanan sekitar 4-5 jam.
gitu paling.
good luck
sama juga berarti bang, kemarin tahun baruan 2017 naik bareng bang didin dan teman teman mapala ambon atau mafispala. ah jadi kangen buat naik binaiya lagi
salam kenal bang
Hi Bang. wah kebanggaan nih bisa dikomentari abang. Salam Kenal.
Wah, kabar bagus tuh. pasti jadi lebih cepat.
makasih infonya..
Info y
Makasih
susah jawabnya sih ya. karena pasti masing2 trip akan beda biaya. tapi waktu itu sekitar 7 juta termasuk tiket pesawat.
Seru pastinya.
good luck buat rencana ke Binaiya.
makasih udah mampir.
Terima kasih
waktu itu ke Binaiya Bulan Mei. mmhh klo rekomendasi, plus minus sih. klo mendaki musim kemarau, mungkin enak tidak basah2. tetapi akan susah cari air. dan sebaliknya, kalau mendaki musim hujan, banyak sisa2 air genangan, tetapi harus persiapan lebih baik untuk tenda dan lainnya.
gitu. semangat.
good luck.
Semoga saya juga bisa kesana.
Terima kasih juga untuk reviewnya.
good luck untuk rencananya ke sana.
Sangat bermanfaat. Insya Allah april 2019 ke binaiyaaa.
Terima kasih sudah mampir. Good luck buat perjalanannya nanti.
Waktu itu Bulan Mei 2016.
Backpacker biar lebih iriiit
Ayo- ayoo.
pada semangat hikingnya.
good luck untuk rencana dan perjalanannya ke sana.
Saya, berempat dgn teman mau ke sana. Yuk mbak Regina, mbak Hilda dan unknown. Mepo 8 Juni 2019 di Bandara Ambon. No wa saya 08561359049
Terima kasih udah mampir dan membaca blog ini. Sukses untuk pendakiannya nanti.
Ayo teman-teman lain yang mau barengan hiking, bisa bareng ama mbak Arum.
Insha Allah Februari merapat ke Binaiya
Good luck buat pendakian ke Binaiya. Semoga lancar dan selamat.
Terima kasih udah mampir dan baca2.
Porter bisa bawa bahan makanan dan tenda. tapi karena perjalanannya lama dan jauh, saranku bawa lebih banyak porter kalau mau ringan.
otherwise, kita sendiri harus share semua bawaan.
Good luck buat pendakiannya.
Ijen Crater, Kawah Ijen Blue Fire Tour Package
Mount Bromo Ijen Crater Tour Package 3 Days
Mount Bromo Midnight Tour Package
Mount Bromo Tour Package Price
Mount Bromo Tour
Mount Bromo Ijen Crater Tour Package
Mount Bromo Travel Package
terima kasih udah membaca dan udah mampir ke blog ini.
salam.
terima kasih sudah berkunjung.
semoga membantu.
Dibaca lagi dengan pelan-pelan dan lebih teliti, ya.
terima kasih.