Menurutku, #kotakinabalu #sabah #malaysia, adalah kota (tidak) kecil yang mudah dipahami. Secara tata letak, kota ini berbentuk kota Dengan garis linear mengikuti garis Pantai pada sisi Barat. (Sok jadi arsitek kota). Transportasinya juga cukup mudah. Kemanapun bisa menaiki bus kota atau mobil seukuran mobil elf dengan ongkos 1RM. Mmhh, atau saya bilang mudah karena kemana2 ama mbak Imar ya? Gak tau deh kalau sendiri dan harus bertanya-tanya.
Apa yang kami lakukan di Kota Kinabalu hari minggu itu?
Mbak Imar mengajak saya ke Jalan Gaya. Pada hari itu, di sana ada pasar tumpah/bazaar dengan aneka ragam jualan. Mulai dari makanan kecil sampai souvenir. Menarik. Terlihat beberapa turis asing juga berkunjung. Memang di Jalan Gaya ini ada beberapa hostel backpacker. Salah satunya menjadi tujuan saya kalau nanti ke Kota Kinabalu lagi dan bersama teman-teman yang ingin hiking. Banyak gedung-gedung dengan nuansa dan gaya eropa. Mungkin pengaruh dari jaman kekuasaan Inggris Raya. Di Jalan Gaya, ada chinese restoran yang menyajikan makanan halal. Makanannya disajikan secara prasmanan seperti kantin-kantin di Indonesia. Dan pagi itu, restoran ini cukup ramai. Mungkin penuh dengan pengunjung yang pulang dari melihat-lihat kota.
|
Itineray Day 2
|
|
Suasana Pasar Tumpah di Jalan Gaya |
|
Suasana Jalan Gaya |
|
Salah satu Ruang Terbuka Kota yang biasa dipakai untuk background Video Clip. |
|
Kota Kinabalu Welcomes You, tulisan yang terpampang di Pintu Masuk Jesselton Point Port |
Setelahnya, kami menuju Jesselton Point. Pelabuhan utama wilayah Sabah dan juga yang juga Pelabuhan antar negara untuk menuju ke Labuan dan ke Brunei. Jesselton point juga titik berangkat untuk menuju Taman Laut Tungku Abdul Rahman. Di sana, ada beberapa gugusan pulau yang memang menjadi tujuan wisata masyarakat dan turis. Walaupun menurut saya, Indonesia tetap jauh lebih indah 🇮🇩.
Awalnya saya hanya ingin mencari informasi soal tiket menuju Brunei untuk keesokan hariny. Eh tapi spontan saja, mbak Imar mengajak melihat salah satu Pulau di Taman Laut. Ya sudah, dengan pertimbangan waktu dan budget, Akhirnya kami pilih hanya ke pulau Sapi. Harga tiket kapalnya sekitar 30RM/orang.
|
Suasana tiket counter di dalam gedung Jesselton Point. |
Pulau Sapi
Transportasi menuju pulau ini dengan menggunakan kapal boat Yang bisa berisi 15-20 orang. Tiket masuk untuk menikmati pulau seharga 5RM buat Malaysian dan 10RM buat foreigner. Untungnya waktu itu kami dianggap Sabahan (penduduk Sabah). Banyak turis Korea dan china di pulau ini. Memang ada penerbangan langsung dari negara mereka ke Sabah.
Pantai di pulau ini ada 2 tipe. Satu pantai berpasir dan di sisi lain ada pantai yang berbatu. Para turis banyak yang menikmati Pantai yang berpasir. Memang sebagian areanya bisa untuk snorkling. Saya jamin mereka akan lebih bahagia andai mereka bisa snorkling di Bali atau Lombok.
|
Gerbang Masuk Pulau Sapi |
|
Pantai berpasir putih di Pulau Sapi |
|
Another view |
|
Pantai berbatu di Pulau Sapi. |
|
Pantai Berbatu di Pulau Sapi |
|
Salah satu sudut pantai yang tersembunyi
|
Sepulang dari pulau Sapi, kami jalan menuju Center point. Sebuah mall di pusat kota untuk makan siang. Panas.. Kulit ku pun menghitam karena kami menyusuri jalur pantai di antara gedung-gedung. Oh ya, kalau mencari suvenir, bisa cari di Philipine Market, tempat penjual souvenir yang (kebanyakan) asal Filipina.
|
Marlin Statue, salah satu tengaran/ikon di Kota Kinabalu. |
|
Pembangunan gedung dan mal-mal baru di tepi pantai. |
Setelah makan siang yang terlambat (kaya judul sinetron: putri yang tertukar), mbak Imar mengajak pergi ke Masjid Besar Kota Kinabalu. Kira-kira begini lah suasana Masjidnya.
|
Masjid Bandar (Besar) Kota Kinabalu |
Menjelang sore hari, kami menuju pantai tepat di depan Masjid ini. Ya rencananya memang menunggu sunset. Ternyata di tempat ini menjadi tempat berkumpul bagi penduduk sekitar untuk beraktifitas. Menurut saya, pemerintah Sabah sudah menyediakan sarana yang baik untuk warganya.Area ini menjadi tempat jogging, tempat bersepeda dan tempat berolahraga sore. Tempat ini jadi Hidup.
|
Another angle. Tepat di sebelah rumput ini, terdapat pedestrian yang ramai digunakan penduduk sekitar untuk berolahraga sore. |
|
Buah Khas Kota Kinabalu, saya lupa namanya. Sejenis Nangka dan Cempedak kalau di Indonesia. Bisa beli di Philipine Market. Kata Mbak Imar, buah ini jarang lolos di airport. Karena memang baunya menyengat. Tapi enak. |
|
Plaza di pinggir Laut. Plaza ini sangat ramai terutama pada Minggu Sore. Penduduk KK banyak beraktifitas dan berolah raga Jogging, Bersepeda, maupun berkumpul untuk menikmati sunset.
Matahari pun terbenam dan Adzan Magrib memanggil. Setelahnya, kami kembali ke rumah Mbak Imar dan saya bersiap packing untuk melanjutkan perjalanan ke Brunei esok hari. Jadwal keberangkatan kapal cepat dari Jesselton Point tepat pukul 8am. Sampai jumpa besok.
|
Komentar