Semalam baru tertidur pukul 11
malam. Dan pagi ini seperti biasanya saya bangun pukul 5 pagi. TUjuan utamanya
adalah mengejar sunrise, matahari terbit di Kampong Ayer. Kapan lagi di Brunei
jalan-jalan pagi. Saya keluar kamar sudah dengan tas carrier yang sudah rapi.
Bahkan saya tidak bertemu muka dengan Teman-teman sekamar karena saat itu kamar
(tipe dormintory) ini masih gelap.
Berjalan ke tepian sungai besar ini
sebentar, saya menuju sebuah dermaga yang pada akhirnya saya tau bahwa dermaga
ini menjadi pelabuhan untuk turis dan penduduk yang ingin mengunjungi Taman
Nasional Temburong. Nanti lah kalau kembali lagi bisa mengunjungi Brunei ini. Niat menyeberangi sungai ini dan menuju
Kampung Ayer akhirnya tidak jadi saya laksanakan karena pun saya harus mengejar
pesawat di airport. Begini suasana pagi itu.
|
Kampung Ayer 6am |
|
Sunrise yang tertutup awan. |
|
Pak Jokowi beberapa waktu lalu ke sini. Padahal mah yah, Kampung Air versi Indonesia di Banjarmasin dan kawasan Kalimantan lainnya lebih bagus. |
|
in the morning time. |
Kota Bandar Sri Begawan pagi itu
sudah mulai menampakkan kesibukannya. Mobil-mobil, walaupun terlihat hanya 3-4
mobil yang mengantri di lampu merah, sudah memulai aktifitasnya.
Tepat jam 7, saya kembali menuju
terminal. Ya, mencari bis yang menuju airport. Menunggu 3 menit, bus mulai
melaju perlahan meninggalkan terminal. 5 menit bis berjalan, supir dan
kondekturnya mulai menagih ongkos perjalanan. Beda dengan bus yang saya naiki
kemarin yang tanpa kondektur. But wait,
mereka ngomong Jawa. OMG. Ternyata tadi mas supir yang saya tanya mengenai
tujuan airport itu adalah orang jawaaaa.
Perlu waktu sekitar 30 menit untuk
sampai Airport. Meskipun keadaan jalan sangat lenggang.
|
One of the corner at Brunei Darussalam Airport. |
Terbang menuju Kuala Lumpur-Malaysia.
Setiba di Kuala Lumpur, saya langsung menuju
stasiun KLIA express. Ongkos kereta ini cukup mahal. 35 RM setara dengan IDR
125.000. Tetapi memang efektif. Dari KLIA sampai stasiun KL sentral hanya
ditempuh 35 menit. Setelah transit untuk break lunch, tujuan saya pertama di
Kuala Lumpur adalah ke Batu Cave. Sebuah goa tinggi yang terletak di Utara kota
ini yang sekarang menjadi salah satu andalan pariwisata Malaysia. Menuju ke
tempat ini cukup mudah. Hanya 1 kali menaiki commuter line dengan ongkos
sekitar 2,5 RM. Stasiun terakhir memang berhenti tepat di samping pintu masuk
kawasan ini.
|
Gak tau patung siapa. Sepertinya Hanoman hijau. |
|
The tourist. |
|
The Crowd 2 |
|
The entrance. Oh ya, bagi wanita, sebaiknya menggunakan pakaian/celana panjang /rok. Karena untuk masuk tidak boleh menggunakan hot pants. |
|
The cave details. |
|
Main Atrium. |
|
Main Atrium 2. |
Setelahnya, saya kembali menaiki commuter line
untuk menuju pasar seni. Sebuah mall yang memang terkenal berisi toko/stall
yang menjual barang-barang kerajinan, kaos yang bertemakan Malaysia, serta
kudapan khas Malaysia. Menurutku worth to visit. One stop location untuk
mencari souvenir.
Selanjutnya saya menuju twin tower petronas.
Yah memang ketika traveling, saya mencari tujuan yang tidak ada/belum ada di
Indonesia. Salah satunya yaitu naik ke sky bridge dan observatorium deck di
lantai 86 gedung menara petronas. Lebih baik booking sebelum waktu kunjungan. Karena
menurut trip advisor, pada beberapa waktu, kadang antrian on the spot untuk
naik ke menara ini sangat penuh. Tapi waktu kunjungan ada tiap 15 menit – 30 menit
sekali. Jadi sepertinya banyak spot yang akan kosong.
Ok, ketika booking tiket, saya mencari spot
kosong pukul 18.15pm waktu Malaysia. Karena saya tau bahwa matahari akan
terbenam sekitar pukul 19pm hari tersebut. Oh ya, harga tiket sekitar 85RM.
Mahal yah? Mmh entahlah, tapi memang tidak ada tujuan wisata lain di kota Kuala
Lumpur. Harga ini termasuk masuk ke skybrige dengan lama kunjungan sekitar
15-20 menit, dan melihat observatorium deck dengan lama kunjungan sekiar 20
menit juga. Meskipun sebenarnya kita bisa lebih lama berada di atas kok.
Petugasnya tidak akan hafal mana pengunjung yang sudah lama dan baru J. Jadi, total dari mengantri sampai
turun keluar gedung lagi adalah sekitar 1 jam. Just in case you want to set your itinerary more detail.
|
The Twin Tower |
Setelah berfoto
sebentar di luar gedung, saya langsung menuju ke basement 1 untuk mengantri
masuk. Menurut saya, managemen Pengelolaannya cukup baik. Dan bisa menjadi ide
ketika membuat gedung tinggi. Bahwa banyak loh orang-orang yang ingin masuk ke
gedung tersebut. A Good design is a good
business (quote dari Ridwan Kamil). Kondisinya seperti foto-foto berikut:
|
Sky Bridge Entrance. |
|
They give us 15-20 minutes time here at sky Bridge. |
|
Sky Bridge facade detail. |
|
Me. |
Unfortunately, sore itu langit Kuala Lumpur
berwarna abu-abu. Ya memang sejak saya tiba pun, cuaca tidak berubah. Panas,
dan lembab, tetapi tidak ada matahari. Dalam hati saya, sepertinya ini akibat
kabut asap dari sekitar pulau Sumatera. Tapi ya sudahlah, rasakan.. :p. Hazy
day.
Menjelang magrib, saya bersegera menuju ke
airport karena tidak ingin telat untuk check-in. I think those are what you can do when visiting Kuala Lumpur in 8
hours.
|
The Crown |
|
Facade of the Petronas Twin Tower |
|
The Crowd in the Crown. |
|
Taken by Lee |
|
His name is Lee. Korean who visit Malaysia for business trip. he was the one who help me to take my pic. |
|
Another posters which showing 10 most highes building in the world. |
So, see you in next
trip ya. J
More pictures on
Instagram @gillnegara
Komentar