Hari kedua di Raja Ampat Papua bagian-2
Sebelumnya di http://insangku.blogspot.com/2015/01/hari-kedua-di-raja-ampat-papua-bagian-1.html
Ketika kembali sampai di pantai , teman-teman langsung menceburkan diri ke laut. Menggoda memang lautnya. Pantai putih, laut dangkal sekitar 1.2m, air tenang, betul seperti kolam rendam. Pemandangannya seperti ini...
Tidak sadar hampir satu jam kami bermain air sambil menunggu semua anggota kelompok turun dari bukit. Setelahnya kami pun berkemas. Naik kapal dan bersiap kembali ke homestay. Waktu menunjukkan sudah pukul 17 sore atau 5 PM. Kapal mulai jalan. Suasana cerah dengan langit yang bersih. Kami melewati beberapa selat kecil dengan pemandangan cukup indah. Pastinya kami berfoto ria dgn berbagai pose.
Sebelumnya, kapal sempat kembali ke pulau tempat informasi Wayag. Sempat terjadi kekacauan. Seperti cerita sebelumnya, seharusnya kami membeli dan mempunyai PIN sebagai tanda masuk Raja Ampat. Tetapi kami terlewat dan tidak memilikinya. Maka, kami diminta menyetor uang sekitar 4 juta sebagai ganti pin tersebut. Karena tidak ada yang membawa uang sejumlah tersebut, sang guide pun bernegosiasi dengan petugas dan kami hanya berkewajiban membayar sekitar 1,5 juta rupiah. Akhirnya kami diperbolehkan pulang dengan seharusnya mampir ke pulau perkampungan pendidik asli wayag. Tetapi karena sudah menjelang malam, kami tidak mampir ke pulau tersebut. Berbagai cerita pun muncul, ada yang bilang kalau kita tidak memiliki Pin dan tidak bersedia membayar, maka kita akan disandera di pulau tersebut dan tidak diperkenankan pulang. Semakin tegang ketika mendekati pulau tersebut. Malam pun tiba, kami tidak jadi mampir. Kapal terus jalan, kaaabbuuuuurrr !!!!!
Kapal pun mulai memasuki laut lepas. Sunset pun menemani perjalanan kami. Sunset terindah dan menyentuh horison. setelah matahari terbenam, cahaya langit memerah. Indah..
Tetapi...... *jengjengjeng. Langitpun perlahan mulai gelap. Kami mulai terdiam. Udara laut mulai menghempas badan kami yg sebagian basah karena tadi sempat main di laut. Perlahan tapi pasti, malam mulai menyambut kami. Sang nakhkoda mulai lebh konsentrasi mencari jalur pulang. tidak diperbolehkan ada lampu yang menyinari kapal karena hal itu akan mengganggu penglihatan si nahkoda. Asisten nahkoda mulai duduk di haluan kapal. Mengawasi dan siap berteriak memberi tahu apabila kapal mengarah ke laut dangkal. Terkadang ada karang yang memang tinggi. Kalau tidak hati-hati, mungkin karang tersebut bisa merobek badan kapal.
Duk duk duk, badan kapal dipukul oleh asisten nahkoda. Menandakan kapal dekat dgn karang dan laut dangkal. kapal pun berjalan pelan sambil mencari jalur yang aman. 30menit, sejam., berlalu. Hujan dan gerimis silih berganti. Mungkin karena gumpalan awan yang terjadi di laut. Kondisi kami pun serba terbatas. Kami mulai menggunakan pelampung sebagai pelindung dari hempasan angin laut dan sekaligus persiapan terhadap kondisi darurat.
Tempat duduk pun serba Terbatas. Serba sempit. Beberapa teman tertidur di haluan. Beberapa lainnya menahan pipis. Saya sendiri terus berdoa dengan khusyu sambil melihat ke langit yang ditaburi bintang. "Yaa Tuhan, semoga bisa melewati laut ini dengan selamat dan cepat sampai.." Ucap saya dalam hati.
Terkadang kapal memsuki selat yang sempit. Bukit karang tajam menjulang di sisi kiri dan kanan. Harus berjalan pelan ketika kami berpapasan dengan kapal nelayan yg mulai mencari ikan. Sekali lagi, tanpa lampu besar. Antar kapal pun hanya mengandalkan lampu kelap-kelip dari LED agar bisa saling terlihat.
Lebih dari 3jam, kami melihat beberapa pemukiman Homestay sudah dekat. Ditandai dg adanya beberapa rumah d tepi pantai. Pun ada kapal phinisi yang memang bermalam di laut. Sepertinya ada yg menggunakan paket lain untuk menuju wayag ini..
5 jam. dan saat itu menunjukkan pukul 9.30. Kami mencapai homestay. Sujud syukur. Beberapa teman langsung mencari toilet. Sebagian lain pipis di laut. Para pemilik homestay pun khawatr dg keadaan kami karwna sama sekali tidak bisa dihubungi.
Oh Tuhan. Alhamdulillah.
Kami pun langsung menuju ruang makan. Lapar dan haus tak terkira.
Setelah bersih-bersih, mandi, solat, saya pun langsung menuju tempat peraduan. T i d u r...
Ketika kembali sampai di pantai , teman-teman langsung menceburkan diri ke laut. Menggoda memang lautnya. Pantai putih, laut dangkal sekitar 1.2m, air tenang, betul seperti kolam rendam. Pemandangannya seperti ini...
Tidak sadar hampir satu jam kami bermain air sambil menunggu semua anggota kelompok turun dari bukit. Setelahnya kami pun berkemas. Naik kapal dan bersiap kembali ke homestay. Waktu menunjukkan sudah pukul 17 sore atau 5 PM. Kapal mulai jalan. Suasana cerah dengan langit yang bersih. Kami melewati beberapa selat kecil dengan pemandangan cukup indah. Pastinya kami berfoto ria dgn berbagai pose.
Sebelumnya, kapal sempat kembali ke pulau tempat informasi Wayag. Sempat terjadi kekacauan. Seperti cerita sebelumnya, seharusnya kami membeli dan mempunyai PIN sebagai tanda masuk Raja Ampat. Tetapi kami terlewat dan tidak memilikinya. Maka, kami diminta menyetor uang sekitar 4 juta sebagai ganti pin tersebut. Karena tidak ada yang membawa uang sejumlah tersebut, sang guide pun bernegosiasi dengan petugas dan kami hanya berkewajiban membayar sekitar 1,5 juta rupiah. Akhirnya kami diperbolehkan pulang dengan seharusnya mampir ke pulau perkampungan pendidik asli wayag. Tetapi karena sudah menjelang malam, kami tidak mampir ke pulau tersebut. Berbagai cerita pun muncul, ada yang bilang kalau kita tidak memiliki Pin dan tidak bersedia membayar, maka kita akan disandera di pulau tersebut dan tidak diperkenankan pulang. Semakin tegang ketika mendekati pulau tersebut. Malam pun tiba, kami tidak jadi mampir. Kapal terus jalan, kaaabbuuuuurrr !!!!!
Kapal pun mulai memasuki laut lepas. Sunset pun menemani perjalanan kami. Sunset terindah dan menyentuh horison. setelah matahari terbenam, cahaya langit memerah. Indah..
Tetapi...... *jengjengjeng. Langitpun perlahan mulai gelap. Kami mulai terdiam. Udara laut mulai menghempas badan kami yg sebagian basah karena tadi sempat main di laut. Perlahan tapi pasti, malam mulai menyambut kami. Sang nakhkoda mulai lebh konsentrasi mencari jalur pulang. tidak diperbolehkan ada lampu yang menyinari kapal karena hal itu akan mengganggu penglihatan si nahkoda. Asisten nahkoda mulai duduk di haluan kapal. Mengawasi dan siap berteriak memberi tahu apabila kapal mengarah ke laut dangkal. Terkadang ada karang yang memang tinggi. Kalau tidak hati-hati, mungkin karang tersebut bisa merobek badan kapal.
Duk duk duk, badan kapal dipukul oleh asisten nahkoda. Menandakan kapal dekat dgn karang dan laut dangkal. kapal pun berjalan pelan sambil mencari jalur yang aman. 30menit, sejam., berlalu. Hujan dan gerimis silih berganti. Mungkin karena gumpalan awan yang terjadi di laut. Kondisi kami pun serba terbatas. Kami mulai menggunakan pelampung sebagai pelindung dari hempasan angin laut dan sekaligus persiapan terhadap kondisi darurat.
Tempat duduk pun serba Terbatas. Serba sempit. Beberapa teman tertidur di haluan. Beberapa lainnya menahan pipis. Saya sendiri terus berdoa dengan khusyu sambil melihat ke langit yang ditaburi bintang. "Yaa Tuhan, semoga bisa melewati laut ini dengan selamat dan cepat sampai.." Ucap saya dalam hati.
Terkadang kapal memsuki selat yang sempit. Bukit karang tajam menjulang di sisi kiri dan kanan. Harus berjalan pelan ketika kami berpapasan dengan kapal nelayan yg mulai mencari ikan. Sekali lagi, tanpa lampu besar. Antar kapal pun hanya mengandalkan lampu kelap-kelip dari LED agar bisa saling terlihat.
Lebih dari 3jam, kami melihat beberapa pemukiman Homestay sudah dekat. Ditandai dg adanya beberapa rumah d tepi pantai. Pun ada kapal phinisi yang memang bermalam di laut. Sepertinya ada yg menggunakan paket lain untuk menuju wayag ini..
5 jam. dan saat itu menunjukkan pukul 9.30. Kami mencapai homestay. Sujud syukur. Beberapa teman langsung mencari toilet. Sebagian lain pipis di laut. Para pemilik homestay pun khawatr dg keadaan kami karwna sama sekali tidak bisa dihubungi.
Oh Tuhan. Alhamdulillah.
Kami pun langsung menuju ruang makan. Lapar dan haus tak terkira.
Setelah bersih-bersih, mandi, solat, saya pun langsung menuju tempat peraduan. T i d u r...
5 jam perjalanan menuju kepulauan Wayag |
area kepulauan wayag dan pulau Papua |
Komentar