Hari Kedua di Raja Ampat, Papua - bagian 1


Pada malam sebelumnya, http://insangku.blogspot.com/2014/12/perjalanan-saya-terlama-dan-masih-di.html, kami memang memutuskan untuk tetap menuju Kepulauan Wayag sesuai itinerary yang diberikan. Kami bersiap pada pukul 5.30 pagi waktu setempat sambil memburu matahari terbit.
Kira-kira begini suasana pantai dengan pemandangan sunrise nya. Amazing!!!



Lelah bermain di pantai, kami langsung sarapan sederhana. Hanya nasi berlauk gorengan, sayur labu dan kerupuk. sambil menunggu kapal kecil yang akan mengantarkan kami ke Wayag. Kapal baru datang jam 9 dengan alasan harus mengisi bensin. Lama. -_-''.

Akhirnya berangkat juga. Peserta yang ikut sekitar 20 orang yang dibagi ke dalam dua perahu.

Seperti semua hal, awal perjalanan selalu menarik. Empat jam di laut tidak terasa lama. Walaupun beberapa teman sempat tertidur di deck kapal dan sedang yang lain mengisi aktifitasnya dengan mengambil gambar sekeliling. AKhirnya sampailah di sekitar kawasan tersebut, Tetapi sebelum sampai Wayag, tiap perahu wajib singgah di pulau tempat para penjaga hutan tinggal, sekaligus pulau yang berfungsi sebagai tempat informasi pariwisata. Kami pun mengisi waktu dengan makan siang berupa bekal yang kami bawa dari homestay.

Ada satu hal penting. Di pusat informasi ini, tiap pengunjung seharusnya sudah wajib memiliki PIN sebagai tiket masuk kepulauan Wayag. Nah, kami tidak punya PIN tersebut karena permasalahan dengan EO dan guide yang kurang informasi. Atau entah sengaja.

Setelah makan siang, kami pun melanjutkan ke kepulauan Wayag yang sebenarnya. Perjalanan hanya menghabiskan waktu 30 menit. Daaannn.. sampailah kami di WAYAAAGGG.
Tidak sabar, kami pun langsung terjun ke pasir pulau tersebut. Bersih dan halus.


Setelah briefing sesaat, kami mulai menaiki bukit untuk melihat pemandangan kawasan dari atas puncak. Bukitnya berupa karang tajam dan dengan kemiringan sangat terjal. Beberapa titik mencapai kemiringan 75 derajat. Saran buat teman-teman, sebaiknya menggunakan sepatu untuk menghindari dari luka dan biar lebih cepat sampai puncak. Untuk trekking ke puncak membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Itu ngebut sih.


Dan tibalah di puncak. Saat itu saya lemas dan pusing. Mungkin karena dehidrasi akibat udara panas dan saking ingin mencapai puncak dengan segera. Tetapi hal itu tidak lama. Kami kembali bersemangat untuk mengambil foto terbaik. Alhamdulillah cuaca saat itu sangat cerah, bersih, tidak berawan. *Sujuuudd syukur. Sehingga kami mendapatkan foto dan suasana Wayag terbaik.





Hampir sejam kami berada di atas bukit. P U A S  S A N G A T. berhubung persediaan air minum habis dan kami tidak ingin terkena dehidrasi yang lebih parah, satu per satu kami turun ke pantai kembali. Ingat, harap hati-hati ketika turun. Bukitnya memang sangat curam dengan karang yang tajam.

bersambung...

Ingin melihat cerita melalui foto? Please follow this link: https://plus.google.com/photos/+gilangnegara/albums/6073579250039699281



Komentar

Postingan Populer